Shelter Isoman RSU UMC, Wujud Nyata Beramal ilmiah dan Berilmu Amaliah

MONITORDAY.COM - Anggota Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Achmad Nurmandi memberikan apresiasi kepada semua pihak atas diresmikannya Shelter Isolasi Mandiri Covid-19 RSU UMC pada Selasa (31/8/202).
Menurut Prof. Nurmandi, Muhammadiyah konsisten membantu masyarakat dari semua kalangan selama pandemi Covid-19. Anggaran yang digelontorkan pun tidak sedikit, sebesar 1 Triliun lebih. Bantuan Muhammadiyah itu nyata bukan prank.
"Ada 83 dari 116 Rumah Sakit milik Muhammadiyah untuk menangani pasien corona. Jumlah itu juga belum termasuk keterlibatan klinik-klinik yang berada di bawah naungan Muhammadiyah," ucap Prof. Nurmandi di Launching Shelter Isolasi Mandiri Covid-19 RSU UMC, Cirebon, Selasa (31/8/2021).
Anggota Badan Pelaksana Harian (BPH) UMC ini mengungkapkan, dengan adanya bantuan tersebut, bisa meringankan beban masyarakat.
Kesempatan itu, Prof. Nurmandi juga berpesan bahwa warga Muhammadiyah harus menitikberatkan pada basis beramal ilmiah dan berilmu amaliah.
Kontribusi warga Muhammadiyah bagian dari beramal ilmiah, karena sejatinya, setiap bantuan yang diberikan, baik berupa fisik juga sejumlah dana, akan digantikan oleh Yang Maha Kuasa lebih dari yang diberikan.
" Muhammadiyah sedari dulu, selalu hadir memberikan. Kami yakin tangan diatas lebih mulia dari tangan dibawah," ucap Guru Besar asal Bangka Belitong.
Lantas sampai kapan pandemi ini berakhir, Ia pun bertanya kepada peserta yang sontak juga tidak bisa memberikan jawaban yang pasti.
Dengan demikian, adanya seruan pemerintah untuk menjalankan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi, maka tidak perlu diperdebatkan.
"Artinya, Para pakar dan ilmuan sudah mengkaji secara amaliah dan diperkuat dengan sejumlah fatwa Ulama. Oleh sebab itu, hendaknya diamalkan," tutur Guru Besar Ilmu Pemerintahan UMY.
Mengenakan masker telah menjadi adaptasi kebiasaan baru juga memiliki sederet manfaat. Tapi masih saja ada yang dipersoalkan, jika basisnya bukan berdasar ilmu, tentu jangan diikuti.
Bicara soal wabah, Prof. Nurmandi juga menyebutkan bahwa dulu juga ada virus spanyol yang menelan banyak korban. Begitupun dengan saat ini, hadir Covid-19 sudah melanda hampir 1 tahun lebih.
Untuk itu, warga Muhammadiyah di ajarkan untuk senantiasa berikhtiar. Sama seperti hadirnya Shelter Isoman Covid-19 di RSU UMC, adalah bagian dari berilmu amaliah.
Prof. Nurmandi juga menerangkan bahwa Muhammadiyah lahir berdasarkan pemahaman mendalam K.H Ahmad Dahlan terhadap kitab suci Al-Qur’an dan keprihatinannya terhadap kondisi sosio historis umat Islam saat itu.
Pandemi yang belum mereda, seyogyanya menguatkan seluruh elemen yang berada di Muhammadiyah untuk mewujudkan gerakan praksis agar membebaskan umat dan bangsa Indonesia dari berbagai dinamika yang ada.
Perwujudan gerakan itu termaktub dalam makna fastabiqul khairat. Ayat ini secara jelas memberikan isyarat kepada semua kader Muhammadiyah untuk terus berikhtiar dan mencari solusi dari setiap problematika yang datang silih berganti.
Oleh karena itu, Kehadiran Shelter Isolasi Mandiri Covid-19 RSU UMC adalah bagian dari ikhtiar untuk mengejawantahkan nilai fastabiqul khairat, yaitu berlomba-lomba dalam hal kebaikan dan amal shalih.
" Adanya Kehadiran Shelter Isolasi Mandiri Covid-19 RSU UMC adalah solusi Muhammadiyah hadir ditengah upaya menanggulangi penyebaran Covid-19," pungkas Prof. Nurmandi.