Sempat Jenuh dengan Fisika, Namun Meraih Honorable Mention di Asian Physics Olympiad
Menurut Andrew yang sejak SD menyukai robotic ini keberhasilannya meraih Honorable Mention mewakili kontingen Indonesia merupakan sebuah kebanggaan.

MONDAYREVIEW.COM - Hasil membanggakan diraih Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) di ajang Asian Physics Olympiad (APhO) ke–18 yang diselenggarakan di kota Yakutsk, Rusia pada tanggal 1-9 Mei 2017. TOFI berhasil meraih satu medali emas, satu medali perak dan 5 Honorable Mention.
Salah satu peraih Honorable Mention di APhO adalah Andrew Wijaya. Siswa SMA St Angela Bandung ini mengatakan APhO tahun ini merupakan yang tersulit sepanjang sejarah penyelenggaraannya.
“Soal APhO tahun ini menurut para peserta sih soal tersulit di sepanjang sejarahnya. Terutama pada soal teori, karena kita dituntut untuk memahami soal dengan konsep yang sangat mendalam,” kata Andrew Wijaya saat dihubungi Monday Review, Kamis (18/5).
Hal senada diungkapkan oleh Hendra Kwee, PhD, Pendiri Yayasan Sinergi Mencerdaskan Tunas Negeri (Simetri) yang menjadi penanggung jawab selama pembinaan tim TOFI. Menurut Hendra, soal APhO di tahun ini merupakan yang tersulit sepanjang sejarah. APhO tahun ini terdiri dari dua tahap tes, yang pertama tes soal eksperimen mengkarakterisasi sifat Photonic Crystal dan tes kedua soal teori terdiri dari tiga soal yang harus dikerjakan dalam waktu lima jam.
“Jadi jangan dibayangkan kalau tiga soal itu pendek-pendek. Soal eksperimen itu 19 halaman dan masing-masing soal teori itu punya sub-pertanyaan lagi yang jumlahnya mencapai 50 sampai 60 pertanyaan,” ucap Hendra.
Tim Olimpiade Fisika Indonesia sebelum berkompetisi di APhO diberikan pelatihan dan pembinaan secara intensif selama 4 bulan oleh Yayasan Sinergi Mencerdaskan Tunas Negeri (Simetri). Selama masa karantina tersebut, Andrew Wijaya sempat merasa jenuh dengan Fisika.
“Selama 4 bulan banyak yang dilalui. Kita belajar Fisika terus selama 4 bulan itu bukan hal nyantai aja. Ada saat-saat dimana kita jenuh, saat-saat dimana kita sudah bosen banget sama yang namanya Fisika. Tapi ya, tetap harus maju terus. Ingat akan tujuan awal kita dalam mengikuti lomba APhO ini,” beber Andrew Wijaya menceritakan pengalamannya selama masa karantina di Gading Serpong.
Menurut Andrew yang sejak SD menyukai robotic ini keberhasilannya meraih Honorable Mention mewakili kontingen Indonesia merupakan sebuah kebanggaan. Honorable Mention sendiri jika diterjemahkan berarti Medali Kehormatan. Honorable Mention diberikan bagi siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata peserta lain.
“Bisa membawa nama harum Indonesia ke kancah internasional dan memperoleh Honorable Mention tentunya adalah sebuah kebanggaan bagi saya. Selain itu, semua hal yang telah saya pelajari juga dapat saya sharing-kan ke banyak orang untuk mendorong minat mereka terhadap bidang sains,” papar Andrew yang menyukai mata pelajaran Fisika sejak SMP.
Bagi Andrew berkompetisi di APhO di kota Yakutsk, Rusia yang ketika itu berada di kisaran suhu sekitar 0-5 derajat Celsius merupakan pengalaman sangat berharga.
“Dalam event Olimpiade seperti ini, tentunya seseorang pada awalnya akan mengira bahwa hasil adalah semuanya. Tetapi menurut saya ada hal lain yang akan bertahan lebih lama ke depannya, yaitu adalah pertemanan,” ujar Andrew Wijaya.
“Olimpiade adalah tempat dimana kita bertemu dengan orang-orang luar biasa dari seluruh penjuru dunia. Kesempatan seperti ini selalu saya gunakan untuk membuat jaringan dan koneksi dengan teman peserta lain, bahkan dengan para juri. Karena di masa depan, hal ini akan sangat berguna,” kata Andrew Wijaya yang mengaku di event APhO tak hanya bergelut dengan soal-soal Fisika, tapi juga vakansi ke kota tua di Yakutsk, museum adat dan gua Permafrost.