Sejumlah Pengawal Duterte Disuntik Vaksin Corona yang Belum Berizin

MONITORDAY.COM - Sejumlah anggota tim pengawal kepresidenan untuk Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, telah menerima suntikan vaksin virus Corona (COVID-19) yang belum mendapatkan izin resmi dari regulator terkait. Jumlah pasti pengawal Duterte yang disuntik vaksin Corona belum berizin itu tidak diketahui pasti.
Seperti dilansir AFP, Selasa (29/12/2020), hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Unit Kelompok Pengamanan Kepresidenan Filipina (PSG), Brigadir Jenderal Jesus Durante dalam pernyataannya pada Senin (28/12) waktu setempat.
Diketahui bahwa Filipina tengah dalam pembicaraan dengan sejumlah perusahaan farmasi, termasuk AstraZeneca dari Inggris, Pfizer dari Amerika Serikat (AS) dan Sinopharm dari China, untuk mengamankan 60 juta dosis vaksin Corona
Vaksinasi Corona di Filipina direncanakan akan dimulai paling cepat pada kuartal kedua tahun 2021 mendatang. Sejauh ini, belum ada satupun vaksin Corona yang mendapat izin penggunaan dari Otoritas Makanan dan Obat-obatan Filipina (FDA).
Izin resmi dari FDA dibutuhkan sebelum vaksin Corona didistribusikan secara luas ke berbagai wilayah Filipina yang berpenduduk 110 juta jiwa itu.
Durante dalam pernyataannya menyebut bahwa beberapa personel PSG yang ditugaskan melindungi Duterte atau semacam Paspampres, telah diberi suntikan vaksin Corona. Durante tidak menyebut lebih lanjut jumlah pasti personel PSG yang telah disuntik vaksin Corona.
"PSG menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada para personelnya yang melakukan operasi pengamanan dekat dengan Presiden," sebut Durante.
Itu berarti, para personel PSG menjadi kelompok pertama yang disuntik vaksin Corona di Filipina, tanpa adanya izin resmi dari FDA setempat.
Saat ditanya lebih lanjut apakah Duterte juga ikut divaksin Corona, Durante menjawab bahwa sang presiden masih menunggu 'vaksin yang sempurna atau yang tepat'.
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara kepresidenan Filipina, Harry Roque, mengungkapkan bahwa vaksin Corona buatan China, Sinopharm, telah disuntikkan kepada para tentara atau pengawal kepresidenan.
Pernyataan tersebut mengonfirmasi komentar Duterte pada akhir pekan bahwa 'beberapa orang terpilih' telah disuntik vaksin Corona buatan China. Roque tidak menjelaskan bagaimana vaksin China itu didapatkan atau berapa dosis yang diterima Filipina. Kedutaan Besar China di Manila belum memberikan tanggapannya.
FDA Filipina dalam pernyataannya, memberikan peringatan terhadap penggunaan vaksin Corona yang belum berizin. Ditekankan bahwa 'tidak ada jaminan untuk keselamatan, kualitas dan kemanjuran' dari obat yang belum menjalani evaluasi teknis oleh regulator terkait.
Namun Roque berusaha meredakan kekhawatiran soal keamanan vaksin Sinopharm, dengan menyebut hal itu dimaksudkan untuk mengirimkan pesan harapan kepada warga Filipina.
"Kabarnya adalah vaksinnya sudah ada di sini dan jika kita tidak bisa mendapat vaksin Barat, teman dan tetangga kita, China, bersedia memberikan kita vaksin," sebutnya.
"Tidak dilarang di bawah undang-undang untuk diinokulasi dengan (vaksin) yang tidak terdaftar. Yang ilegal adalah distribusi dan penjualannya," tandas Roque.