Sebuah Penelitian Berhasil Menguji Vaksin Virus Corona
Dengan hasil ini, berarti vaksin tersebut berhasil menghalau virus corona di dalam tubuh monyet tersebut, alias menjadi kebal. Tak terjadi infeksi parah di dalam tubuh monyet yang diujikan.

MONITORDAY.COM - Sebuah uji lab berhasil dilakukan kepada tubuh monyet untuk menciptakan vaksin Covid-19 oleh peneliti di Sinovac Biotech, China.
Semula monyet-monyet itu disuntikkan dua dosis vaksin Covid-19, lalu tiga minggu kemudian para peneliti menyuntikan virus SARS-CoV2 ke dalam paru-paru monyet. Penelitian yang dilakukan pada delapan monyet ras rhesus tersebut hasilnya menunjukkan tak ada perubahan, sebagaimana yang dilaporkan oleh ZME Science.
Dengan hasil ini, berarti vaksin tersebut berhasil menghalau virus corona di dalam tubuh monyet tersebut, alias menjadi kebal. Tak terjadi infeksi parah di dalam tubuh monyet yang diujikan.
Pada hasil penelitian lannya, yakni monyet yang diberikan dosis vaksin Covid-19 rendah, menunjukan adanya 'blip virus' tetapi tak menimbulkan infeksi serius di tubuh monyet.
Sedangkan, monyet yang diberikan dosis vaksin Covid-19 yang tinggi, memberi respons yang jauh lebih baik. Ini terlihat dari seminggu setelah virus corona dimasukkan ke dalam paru-paru, tak terdeteksi satu pun virus di faring ataupun paru-paru monyet.
Menurut Direktur Senior Sinovac untuk Urusan Pengaturan Luar Negeri, Meng Weining mengatakan, meski penelitian ini hanya dilakukan pada jumlah kecil, pihaknya yakin ini akan memberi napas segar untuk dunia terkait wabah Covid-19 yang terus menelan korban jiwa.
"Kami yakin, vaksin ini akan bekerja baik juga untuk manusia," tuturnya penuh keyakinan.
Keyakinan atas hasil vaksin ini juga di ungkapkan oleh Virologis dari Fakultas Kedokteran Icahn di Gunung Sinai, Florian Krammer.
"Meski ini dibuat di sekolah lama, tapi saya yakin vaksin ciptaan mereka berhasil," tegasnya.
Kendati demikian, peneliti Universitas Pittsburgh, Douglas Reed, yang juga tengah menguji vaksin Covid-19 di tubuh monyet, mengatakan kepada Science Magazine, jumlah yang diujikan teramat kecil sehingga hasilnya tak bisa begitu saja dipercaya.
Alasan lainnya adalah, dampak infeksi yang timbul akibat virus SARS-CoV2 pada tubuh monyet dan manusia berbeda, ini yang menjadi kekhawatiran. Para peneliti Sinovac pun mengakui hal tersebut.
Walaupun hasil ini belum menjamin vaksinnya diedarkan secara global hingga 2021. Menurut peneliti Sinovac, kepercayaan itu tinggi dan diharapkan akan menemukan hasil positif untuk keselamatan hidup manusia
"Masih terlalu dini memang mendefinisikan vaksin corona ini bisa berhasil, tetapi kami menemukan fakta bahwa gejala Covid-19 yang terjadi pada monyet tak jauh berbeda dengan apa yang dialami manusia," tandas peneliti Sinovac.