Sandi Rangkul Pesantren Bangun Pariwisata

MONITORDAY.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno atau yang akrab disapa Sandi menuturkan bahwa dirinya diminta untuk membangun pariwisata dan ekonomi kreatif yang melibatkan pesantren.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan lewat lembaga keuangan syariah, yakni Baitul Mal Wat Tamwil (BMT).
Hal ini selarasan dengan amanah Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif di berbagai sektor.
Menurut Sandi, pihaknya diminta untuk memperluas desa wisata dan mengembangkan produk ekonomi kreatif lewat BMT. Harapannya, perluasan itu dapat menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan lebih banyak.
"Bagaimana menjadikan 28 ribu pesantren ini sebuah sarana penggerak dan fasilitas juga untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dan bergerak layaknya dinamo. Ini yang tentunya juga Pak Wapres harapkan ke depan," ungkap Sandiaga dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (5/1/2020).
Karenanya, Sandiaga menyatakan usaha mikro kecil akan diberikan pemberdayaan dan bantuan sosial (bansos). Kemudian, usaha kelas menengah besar akan diberikan insentif agar dapat bertahan di masa pandemi covid-19.
" Ada fokus utama yakni usaha mikro kecil. Kemudian klaster menengah usaha besar," jelasnya.
Terakhir, Sandi juga menitikberatkan pada kesiapan sumber daya manusia dalam pengembangan lima destinasi super prioritas (DSP). Dengan begitu, pemerintah tak hanya fokus pada pengembangan infrastruktur.
"Jadi bukan hanya infrastruktur yang dibangun, tapi juga peningkatan SDM melalui pemberdayaan," pungkas Sandi.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan pemulihan sektor pariwisata akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Pasalnya, mobilitas masyarakat di tempat transit tercatat 35 persen di bawah normal pada akhir Juli 2020.
Bukan cuma pariwisata, tapi pelaku usaha di sektor ekonomi kreatif juga sengsara karena pandemi covid-19. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat 14.991 pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Jawa Barat terkena dampak dari pandemi.