Saat Kapal Sandar Perdana di Depapre

MONITORDAY.COM - Pemerataan menjadi kunci dalam mewujudkan Indonesia yang berkeadilan. Termasuk dalam hal mendapatkan berbagai produk dengan harga yang terjangkau bahkan murah di semua wilayah di Indonesia. Salah satunya melalui program tol laut.
Salah satu momentum penting terkait Tol Laut adalah peresmian layanan perdana tol laut trayek 19 (T-19) dan Pelabuhan Depapre pada 27 Januari lalu di Pelabuhan Depapre, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua. Peresmian layanan perdana ini ditandai melabuhnya Kapal Motor Logistik Nusantara II yang membawa 18 kontainer beras dari Merauke.
Harapan Pemerintah setempat setiap delapan hari seharusnya ada kapal masuk dan ada pekerjaan rumah besar. Tol laut bertujuan mempermudah distribusi logistik ke daerah-daerah terpencil, tertinggal, terluar, dan perbatasan. Tol laut juga bertujuan menjamin ketersediaan barang, mengurangi disparitas harga, mempermudah pengiriman bahan pokok penting, dan memuat kembali hasil industri daerah hingga ada keseimbangan perdagangan.
Tol laut merupakan konektivitas laut yang efektif berupa angkutan laut yang berlayar rutin dan terjadwal dari wilayah barat ke timur dan sebaliknya. Rute T-19 mulai dari Pelabuhan Merauke menuju Pelabuhan Kokas (Fakfak), lalu Pelabuhan Sorong. Keduanya, di Papua Barat. Dari Pelabuhan Sorong, lalu ke Pelabuhan Korindo di Kabupaten Supiori, berakhir di Depapre. Kapal Logistik Nusantara II akan melayani rute ini.
Manfaat dan keberlanjutan program Tol Laut sempat diragukan berbagai kalangan. Namun terbukti, program tol laut yang diluncurkan sejak 2015 terbukti mampu mengurangi disparitas harga di berbagai daerah terutama Indonesia bagian timur, sehingga akan terus dikembangkan dan diperluas.
Tol laut adalah konsep untuk memperbaiki proses pengangkutan logistik di Indonesia yang saat ini sedang gencar diterapkan di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Sehingga diharapkan proses distribusi barang terutama bahan pangan di Indonesia menjadi semakin mudah. Kemudian, berdampak pada harga bahan pokok yang semakin merata di seluruh wilayah Indonesia.
Yang perlu masyarakat Indonesia ketahui adalah konsep tol laut ini bukan berarti membuat jalan tol di atas laut. Melainkan jalur pelayaran bebas hambatan yang menghubungkan hampir seluruh pelabuhan di Indonesia seperti yang sudah dijelaskan oleh Bapak Joko Widodo dalam videonya yang diunggah di Youtube.
Contoh pelabuhan yang terhubung dengan tol laut Indonesia sesuai cetusan Bapak Joko Widodo adalah pelabuhan Tanjung Priok dengan Tanjung Perak, Sorong dengan Tanjung Perak.
Tentunya sudah sangat jelas kapal yang digunakan untuk melintasi tol laut adalah kapal yang memiliki kapasitas dan volume sangat besar. Selain agar sekali pengangkutan dapat dimaksimalkan untuk mengirim barang dalam jumlah besar, kapal tol laut juga harus mampu melintasi laut dengan jarak yang cukup jauh.
"Dalam konteks menjaga stabilitas harga maka program tol laut sangat penting, karena program ini sangat membantu untuk memastikan dan melancarkan distribusi berbagai kebutuhan pokok," kata Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Perekonomian Ferry Irawan di Jakarta, Kamis.
Hal itu disampaikan dalam diskusi webinar Strategi Transportasi Laut Dalam Meningkatkan Kinerja Logistik Pada Masa Pandemi yang diadakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan.
Dikatakan dalam diskusi dengan Bupati Morotai, Maluku Utara, Ferry mengatakan daerah tersebut sangat menggantungkan keberadaan tol laut dalam menjaga berbagai kebutuhan stok pangan serta untuk mengendalikan laju inflasi.
Inflasi pangan bergejolak sangat dipengaruhi oleh kelancaran distribusi, terutama Indonesia yang berlatarbelakang negara kepulauan.
Menurut dia, inflasi pangan bergejolak telah berhasil ditekan selama 10 tahun terakhir yaitu sekitar 9 persen ke level 3 persen. "Hal ini tidak terlepas dari upaya berbagai kebijakan struktural yang dilakukan pemerintah, salah satunya infrastruktur darat dan laut," katanya.
Dia mengatakan tujuan program tol laut adalah untuk menjangkau dan mendistribusikan logistik ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan. Selain itu juga untuk menjamin ketersediaan barang dan mengurangi disparitas harga guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sesuai Perpres No.71 Tahun 2015 Pasal 2 Ayat 6 ada 11 barang kebutuhan pokok yang dapat diangkut tol laut, antara lain beras, kedelai bahan baku tahu/tempe, cabai, bawang merah, gula, minyak goreng, tepung terigu, dan telur ayam ras.
Selain itu juga ada Permendag No.38 Tahun 2018 Pasar 3 Ayat 1 yang cakupan komoditas dapat diangkut tol laut lebih luas, antara lain air minum, bawang putih, garam, kacang hijau, kacang tanah, margarin, obat-obatan, sayuran, susu, teh, kopi, pakain jadi, serta paku dan seng.