Rusia Lakukan Persona Non Grata Terhadap 10 Diplomat AS

MONITORDAY.COM - Wakil Kepala Misi Diplomatik di Kedutaan Besar AS, Bart Gorman, telah dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Rusia pada Rabu (21/4/2021) untuk diberikan catatan yang menyatakan 10 pegawai Kedutaan Besar AS di Moskow berstatus persona non grata ( dilarang berada di Moskow).
Hal ini dilakukan Rusia karena geram dengan tindakan provokatif AS dengan kebijakannya yang sangat merendehkan negeri beruang merah tersebut.
Sebagaimana diketahui, pada Kamis (15/4/2021) waktu setempat, otoritas AS mengumumkan penjatuhan sanksi-sanksi ekonomi terbaru untuk Rusia dan pengusiran 10 diplomat Rusia di wilayahnya. Langkah itu merupakan balasan atas campur tangan Rusia dalam pemilu AS, serangan siber besar-besaran yang didalangi peretas AS dan berbagai aktivitas jahat Rusia lainnya terhadap AS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataannya menegaskan bahwa tanggapan dari Rusia untuk sanksi baru AS 'tak terelakkan'. Dia juga mengungkapkan bahwa Rusia memanggil Duta Besar AS di Moskow, John Sullivan, untuk meminta penjelasan soal langkah AS tersebut.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyerukan Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk meredakan ketegangan terkait Ukraina dalam percakapan telepon terbaru. Biden juga mengajak Putin untuk bertemu guna membahas situasi terkini di perbatasan Ukraina setelah Rusia menambah pengerahan militer.
Beberapa waktu terakhir, ketegangan antara AS dan Rusia meningkat setelah negara-negara Barat mendorong Moskow untuk mengakhiri peningkatan pengerahan militer di perbatasan Ukraina. Menanggapi seruan itu, Rusia menyebut AS menunjukkan sikap permusuhan dan memperingatkan agar kapal-kapal perang AS menjauhi wilayah Crimea, yang dicaplok dari Ukraina tahun 2014 lalu.
Konflik antara pasukan pemerintah Ukraina dengan separatis pro-Rusia di Ukraina Timur yang berlangsung selama tujuh tahun terakhir dan menewaskan 14 ribu orang, kembali memanas beberapa waktu terakhir.
Dalam isyarat kekhawatiran soal ketegangan yang meningkat terkait Ukraina, Biden dalam teleponnya mengajak Putin untuk bertemu di negara ketiga, sembari menegaskan komitmen AS untuk kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.
"Presiden Biden juga memperjelas bahwa Amerika Serikat akan bertindak tegas demi membela kepentingan nasional untuk merespons tindakan Rusia, seperti penyusupan siber dan campur tangan pemilu," demikian pernyataan Gedung Putih.
Menaggapi itu, Putin memperingatkan Barat untuk tidak melewati "garis merah" Rusia. Ia mengatakan Moskow akan menanggapinya dengan cepat dan keras setiap provokasi dan mereka yang bertanggung jawab akan menyesalinya.
"Kami menginginkan hubungan baik dan benar-benar tidak ingin merusak jembatan," kata Putin kepada kedua majelis parlemen.
"Tetapi jika seseorang salah mengartikan niat baik kami sebagai ketidakpedulian atau kelemahan dan berniat untuk membakar atau bahkan meledakkan jembatan ini, mereka harus tahu bahwa tanggapan Rusia akan asimetris, cepat dan kasar," tegasnya.
Rusia akan menentukan di mana garis merahnya berada di setiap kasus tertentu, katanya, membandingkan AS layaknya Harimau yang dikelilingi oleh hyena dari Rusia.