Sinergi Pemerintah dan Masyarakat, Kunci Sukses Korea Selatan Tangani Virus Corona

Korsel merupakan satu dari sedikit negara yang tidak melakukan lockdown, PSBB atau jenis karantina lain. Namun meski begitu, tanggung jawab untuk menangani virus sebagian dipegang oleh masyarakat.

Sinergi Pemerintah dan Masyarakat, Kunci Sukses Korea Selatan Tangani Virus Corona
Dubes RI untuk Korea Selatan Umar Hadi, dalam diskusi virtual Kopi Pahit bertajuk

MONITORDAY.COM - Keberhasilan Korea Selatan dalam menangani virus corona (Covid-19) yang belum banyak orang ketahui adalah karena pemerintahnya berhasil mendelegasikan sebagian dari tanggung jawab negara ke masyarakat. Sehingga masyarakat merasa bertanggung jawab untuk menangani virus ini.

Demikian disampaikan oleh Dubes RI untuk Korea Selatan Umar Hadi, dalam diskusi virtual Kopi Pahit bertajuk "Paket Stimulus Ekonomi di Masa Krisis Pandemi" yang digelar oleh Monday Media Grup pada Selasa (19/5).

Ia mengatakan, Korsel merupakan satu dari sedikit negara yang tidak melakukan lockdown, PSBB atau jenis karantina lain. selain itu, kegiatan ekonomi juga masih berjalan, pasar-pasar tidak ada yang tutup meskipun di masa darurat pandemi. Namun meski begitu, tanggung jawab untuk menangani virus sebagian dipegang oleh masyarakat.

"Misalnya di kota Daegu, salah satu kota industri di korea. Para pemimpin industrinya melakukan hal sedemikian rupa agar karyawannya tidak terjangkit virus corona. Karena mereka menyadari bahwa survival perusahaannya tergantung ada yang terjangkit atau tidak karyawannya," ujar Umar Hadi.

Di samping masyarakat merasa bertanggung jawab, pemerintah juga mengimbanginya dengan dua hal. Pertama, pemerintah melakukan profesional prepareness, atau kesiapsiagaan terkait dengan penanganan wabah, yang dilakukan oleh seluruh bidang lembaga dari tingkat pusat sampai kelurahan.

"Misalnya yang terjadi saat masa darurat di daerah Daegu di wilayah perkampungannya, petugas kelurahan mengumumkan dengan menggunakan 'Toa' terkait perkembangan wabah di daerah tersebut. Kalau di kota mungkin memberikan pengumuman itu melalui sms atau teknologi lainnya, namun di perkampungan mereka berinovasi untuk memberitahukan warga sekitar dengan cara yang low tech," tutur Dubes Umar Hadi.

Kemudian kedua, yakni adanya koherensi pemerintah di berbagai sektor. Kebijakan yang diambil seluruhnya sama dari pusat hingga daerah. "Yang berarti ada satu kesatuan dari A sampai Z sama semua, dari pusat sampai ke tingkat paling bawah, sehingga ada kepercayaan yang tinggi dari masyarakat kepada pemerintah untuk menangani virus ini," jelas Umar Hadi.

Saat ini, yang jadi fokus Pemerintah Korsel adalah mengkampanyekan bagaimana cara hidup yang baru pasca-pandemi. Pemerintah dalam hal ini telah menerbitkan panduan terkait cara hidup yang baru sehari-hari.

"Sebab masyarakat korea selatan percaya bahwa ini bukan pandemi yang terakhir dan kedepan masih ada dan ada lagi. karena itu pola hidup masyarakat yang harus diubah untuk beradaptasi dengan situasi yang baru, bahwa hidup berdampingan dengan virus adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari," ungkap umar Hadi.

Tak hanya dalam menangani wabah, Umar Hadi mengungkapkan, Pemerintah Korsel juga memakai cara yang sama dalam memberikan stimulus ekonomi, yakni pendelegasian sebagian tanggung jawab kepada pelakunya.

"Tapi di samping itu pemerintah Korsel fokus pada elemen-elemen usaha yang paling rentan. Jadi bantuan langsung itu diberikan kepada usaha mikro kecil menengah yang jumlahnya besar. Bentuknya seperti dukungan fiskal, keringanan pajak, dukungan administrasi dan lain-lain," ungkapnya.

Selain itu, Pemerintah Korsel juga mendorong industri yang berkaitan langsung dengan ekspor, kemudian industri penerbangan dan angkutan laut, serta industri pariwisata.

"Kemudian pemerintah memberikan bantuan langsung seperti BLT di Indonesia. Jadi pemerintah memberikan bantuan cash transfer kepada keluarga keluarga miskin yang jumlahnya sekitar 6 juta, sehingga mereka bisa belanja lagi dan juga produsen-produsen usaha mikro bisa kembali jualan lagi," tandas Dubes.