Ridwan Kamil: Kirab Kebangsaan Cara Kreatif TMP Menjaga Pancasila dan Kebhinnekaan
Indonesia tidak bisa dipecah belah oleh kekuatan fisik dari luar. Akan tetapi mudah dipecah belah dari dalam melalui politik adu domba.

MONDAYREVIEW.COM- Saat ini, kehidupan berbangsa dan bernegara dihadapkan pada situasi yang mengarah pada pelemahan. Pelemahan tersebut apabila tidak segera disikapi dengan cara kratif, maka persatuan bangsa yang selama ini telah terbangun dengan indah akan terkoyak.
Demikian disampaikan Walikota Bandung, Ridwan Kamil saat menghadiri Kirab Kebangsaan yang digelar DPP Taruna Merah Putih (TMP) di Cibinong, Kabupaten Bogor, Minggu (14/5).
Pria yang karib disapa Kang Emil menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa dipecah belah oleh kekuatan –kekuatan fisik yang berasal dari luar. Akan tetapi akan mudah dipecah belah dari dalam melalui politik adu domba.
“Pengalaman ini telah terjadi pada saat Belanda menjajah kita. Mereka menggunakan politik devide et empera. Sehingga bangsa ini sulit untuk merdeka. Dengan persatuan yang kokoh lah maka Indonesia bisa meraih manisnya kemerdekaan,” jelasnya.
Emil mengungkapkan pelamahan tersebut benar-benar terjadi melalui media sosial. Pasalnya media sosial saat ini disalahgunakan oleh kekuatan-kekuatan yang berupaya memecah belah bangsa. Hal tersebut terlihat dari informasi yang tersebar di media sosial mengandung pesan-pesan yang bermuatan negatif. Apabila ini dibiarkan maka akan menjadi benalu bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
“Saya merasakan informasi di media sosial dikuasi oleh pesan-pesan negatif. Seperti radikalisme, intolerasi dan anti-Pancasila. Ini jangan dibiarkan. Pasalnya masyarakat Indonesia mayoritas menggunakan media sosial, baik melalui HP atau internet,” jelasnya.
Maka itu, Kang Emil menegaskan perlu ada langkah-langkah yang kreatif dan cerdas untuk menangkal ancaman tersebut. Solusi tersebut harus langsung benar-benar menjangkau masyarakat secara emosional dan fisik.
Baginya, langkah yang telah dilakukan TMP dengan menggelar kirab kebangsaan merupakan langkah yang cerdas dan kreatif untuk menyentuh hati masyarakat akar rumput. Karena masyarakatlah merupakan modal utama untuk menjaga NKRI.
“Kirab, seminar atau berkumpul membicarakan isu kebangsaan dan keIndonesiaan harus dilakukan,” tegasnya.
“Maka itu, saya selalu menghadiri kirab budaya yang dilakukan TMP. Karena ini benar-benar menyentuh masyarakat. Ini bisa menjadi sarana dan alat untuk menyampaikan pesan-pesan persatuan dan kesatuan bangsa,” imbuhnya.
Selain itu, untuk menyentuh hati rakyat diperlukan pemimpin yang memberikan teladan bagi rakyatnya. Menurutnya apabila pemimpin lurus maka rakyat akan lurus. Pemimpin jujur maka rakyat akan jujur dan pemimpin yang mampu menjaga integritasnya maka rakyat akan percaya dan patuh kepada pemimpinnya. Hal tersebut ia rasakan selama menjadi pemimpin di Kota Kembang selama 3,5 tahun.
“Rakyat tergantung pemimpinnya. Jika pemimpinya memiliki kepribadian menjada NKRI dan keberagaman maka rakyat juga akan ikut,” tegasnya.
Emil mengatakan bahwa langkah untuk menjaga NKRI dan Keberagaman telah ia lakukan. Yakni dengan memperlakukan yang sama bagi masyarakat Kota Bandung meskipun berbeda agama dan suku.
“Yang mayoritas kita fasilitasi dan yang minoritas kita lindungi. Ini komitmen kami menjaga NKRI dan keberagaman di Indonesia,” demikian Emil.