Ridwan Kamil Ajak Santri Jadi Garda Terdepan Luruskan Isu yang Ancam NKRI

Ridwan Kamil Ajak Santri Jadi Garda Terdepan Luruskan Isu yang Ancam NKRI
Tangkapan layar video singkat unggahan Instagram @ridwankamil.

MONITORDAY.COM - Peringatan Hari Santri Nasional jatuh pada hari ini, Jumat (22/10/2021). Berbagai cara dapat dilakukan untuk merayakan Hari Santri 2021. 

Adapun sebagai bentuk peringatan hari Santri 2021 Jawa Barat (Jabar) merayakan momentum tersebut di Lapangan Gasibu, Kota Bandung pada Jumat (22/10/2021). 

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dalam sambutannya menyebutkan tantangan santri saat ini adalah bisa melawan ideologi-ideologi yang mengancam keberadaan Pancasila. 

"Hari ini santri harus siaga jiwa raga yang pertama, dulu yang pertama kali melawan penjajah di daerah itu santri. Sekarang santri harus kuat melawan ideologi-ideologi yang mengancam Pancasila, yang mengancam nilai-nilai (Pancasila)," ucap Ridwan Kamil. 

Menurut dia, kiai dan santri dari Jabar pada zaman penjajahan juga berada di garda terdepan dalam membela negeri. Bahkan, salah satu anggota keluarga dari Ridwan Kamil pun gugur dalam perang melawan Belanda di Ujungberung Bandung. 

"Pada saat TNI-Polri belum hadir, sejarah kiai dan santri lah yang terdepan dalam membela, melawan penjajah," ungkapnya. 

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu berharap santri bisa kembali menjadi barisan terdepan dalam meluruskan isu-isu yang mengancam NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, baik secara langsung maupun lewat media sosial. 

"Para santri harus terdepan untuk meluruskan, yang kedua siaga jiwa raga artinya para santri juga hraus menjadi teladan dalam melawan pandemi COVID-19. melalui keteladanan dalam proses pelayanan dalam menyukseskan vaksinasi agar kita kembali bisa normal," ucapnya. 

Pada kesempatan yang sama, Kang Emil juga mengatakan, Jabar menjadi satu-satunya provinsi yang memiliki Perda Pesantren yang mengatur tentang penyelenggaraan pesantren. 

Terdapat tiga fokus bantuan untuk ponpes sesuai Perda Pesantren. Pertama, hak menerima anggaran, hak mendapatkan pembinaan, serta hak menerima pemberdayaan dari pihak pemerintah. 

"Kami juga diskusi berjilid-jilid dengan para kiai, ustaz sehingga pada saat lahirnya (Perda Pesantren), tidak ada yang tidak paham. Tidak ada yang tidak tahu, karena proses melahirkannya saja itu bentuk sosialisasi," tutur Kang Emil. 

Salah satu program yang mendukung kegiatan pesantren, yaitu One Pesantren One Product (OPOP). 

Dalam program tersebut tiap pesantren dibina untuk melahirkan suatu produk yang dapat mensejahterakan pesantren dan santrinya. 

"Itu dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, juga ingin belajar dari Jawa Barat," pungkas Kang Emil.