Ribuan Personel Polisi Dikerahkan Bantu Korban Bencana Sulteng

Dalam rangka membantu korban bencana gempa dan tsunami di beberapa daerah di Sulawesi Tengah, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengerahkan ribuan personelnya untuk membantu ke lapangan.

Ribuan Personel Polisi Dikerahkan Bantu Korban Bencana Sulteng
Ilustrasi foto/ISTIMEWA

MONITORDAY.COM - Dalam rangka membantu korban bencana gempa dan tsunami di beberapa daerah di Sulawesi Tengah, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengerahkan ribuan personelnya untuk membantu ke lapangan. Pengerahan aparat penegak hukum ini dilakukan karena dinilai sudah tugas polisi untuk melayani masyarakat.

"Jadi ini tugas Polri sebagai pelayan masyarakat. Dimanapun dan di setiap bencana, Polri harus hadir," kata Kapolri Tito Karnavian, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (9/10).

Tito menuturkan, dalam gerakan yang dinamai Aman Nusa II ini, personel yang diturunkan sebanyak Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau 2.029 personel dari Pasukan Brimob Nusantara. Mereka ditugasi untuk mengevakuasi para korban terdampak bencana, seperti korban yang tertimbun puing bangunan, atau korban lain yang belum ditemukan.

Ia merinci personel yang ikut dalam Aman Nusa II terdiri dari beberapa daerah di Indonesia yakni: Pas Pelopor: 3 SSK, Sumut 2 SSK, Riau 1 SSK, Bengkulu 1 SSK, Lampung 1 SSK, Jambi 1 SSK, Jabar 2 SSK, Sulut 1 SSK, Kalbar 1 SSK, Gorontalo 1 SSK, Maluku 1 SSK, NTB 2 SSK.

"Pengerahan ini akan terus dilakukan karena evakuasi dan pencarian korban gempa dan tsunami Sulteng akan dihentikan pada 11 Oktober," ucapnya.

Meski begitu, terkait keamanan, Tito mengklaim bahwa kondisi di daerah bencana saat ini lebih kondusif dan aman dari sebelumnya. Seperti sebelumnya diketahui bahwa adanya kriminalitas seperti penjarahan makanan dan barang di sejumlah toko di hari-hari pertama pascagempa bumi.

Hal tersebut dinilai sebgai hasil kerjasama ribuan personel TNI dan Polri yang dikerhakan untuk menjaga keamanan wilayah bencana. Selain itu, sebagaimana instruksi presiden juga meminta untuk memprioritaskan kemanan serta hal-hal penting yang menyangkut kebutuhan dasar para korban.

Selain soal kemanan, Tito menyebut, pihaknya juga mengerahkan tenaga medis untuk korban yang luka, yang masih bisa diselamatkan. Mengingat seperi dari data BNPB terdapat ribuan korban luka akibat bencana, dari kategori luka ringan hingga luka berat.

"Ada sekitar 10.679 korban luka, terdiri dari 2.549 luka berat dan 8.130 luka ringan. Adapun korban yang hilang dan belum ditemukan ada 671 orang. Jumlah pengungsi mencapai 82.775 jiwa," ungkap Tito.