Relaksasi PPnBM dan Utilisasi Industri Otomotif

Relaksasi PPnBM dan Utilisasi Industri Otomotif
MMenko Perekonomian Airlangga Hartarto/ net

MONITORDAY.COM - Pandemi benar-benar memukul kalangan dunia usaha dan dunia industri. Salah satu sektor yang terdampak kuat adalah industri otomotif. Permintaan pasar anjlok terutama di awal wabah. Banyak orang menunda membeli mobil dan motor. Konsumen menahan diri dan memprioritaskan cadangan keuangannya untuk hal-hal yang lebih mendesak.

Oleh karena itu Pemerintah berupaya menerpakan berbagai kebijakan agar kalangan industri tetap bertahan dan mampu bangkit di tahun kedua pandemi ini. Salah satunya adalah dengan relaksasi pajak. Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto yakin melalui relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), daya beli masyarakat akan meningkat. Di sisi lain, relaksasi juga akan memulihkan industri otomotif nasional.

Disamping memperbaiki perekonomian secara umum, kebijakan tersebut dinilai mampu mendongkrak utilisasi industri otomotif. Utilisasi atau pemanfaatan adalah rasio input yang benar-benar digunakan dengan jumlah input yang tersedia. Permintaan pasar yang turun mengakibatkan berkurangnya produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi. Jauh dari kapasitas optimalnya.

Termasuk diantaranya dari sisi utilisasi tenaga kerja dimana rasio waktu kerja aktual yang dihabiskan dengan jumlah total waktu kerja yang tersedia sangat tidak optimal. Dampaknya banyak karyawan yang dirumahkan dan angkatan kerja baru di sektor ini tidak terserap.

Perbedaan antara input yang digunakan dengan input yang tersedia biasanya disebabkan oleh inefisiensi dalam proses yang menyebabkan kehilangan waktu kerja atau ketidakseimbangan dalam waktu siklus pada setiap tahap proses yang mengarah pada waktu menganggur pekerja di beberapa tahap sementara mereka pada tahap lain bekerja.

Utilisasi kapasitas adalah rasio dari kapasitas yang sebenarnya digunakan dengan kapasitas total yang tersedia. Hal inilah yang pada akhirnya sangat berdampak pada kinerja keuangan industri otomotif.

Sektor otomotif menjadi salah satu yang mengalami penurunan di masa pandemi Covid-19. Penurunannnya di bawah 50 persen, oleh karena itu sebagai upaya pemerintah untuk kembali mendorong sektor otomotif, pekan lalu pemerintah mengeluarkan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sektor otomotif selama 2021.

Relaksasi Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) ini akan mulai berlaku pada 1 Maret 2021. Insentif PPnBM untuk kendaraan bermotor tersebut dibagi menjadi 3 periode, yakni periode Maret hingga Mei 100 persen, pada Juni hingga Agustus 50 persen, dan September hingga November 25 persen.

Respon kalangan pabrikan cukup positip. Untuk PPnBM nol persen bagi konsumen 1.500 cc ke bawah itu merupakan pasar besar dan first time buyer. Pabrikan melihat, semakin banyak pelaku industri yang dapat menerima keuntungan dari kebijakan ini.

Maka semakin tercapai tujuan untuk menggerakkan ekonomi secara luas. Tapi pabrikan memahami, perlu menyiapkan waktu untuk menerapkan insentif. Misal dengan syarat dengan kandungan lokal 70 persen. Demikian pendapat Yusak Billy, Business Innovation and Marketing & Sales Director Honda Prospect Motor