Refleksi Sumpah Pemuda, Cak Nanto Sebut Tak Banyak Pemuda Sukses Berproses dari Bawah

Mengambil momentum lahirnya sumpah pemuda ke 90, mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia (UI) mendeklarasikan dibentuknya Himpunan Mahasiswa Pascasarja Ilmu Politik UI untuk pertama kalinya di Gedung Auditorium Juwono Sudarsono, Fisip UI, Depok, Sabtu (3/11/2018).

Refleksi Sumpah Pemuda, Cak Nanto Sebut Tak Banyak Pemuda Sukses Berproses dari Bawah
Seminar dan Deklarasi Himpunan Mahasiswa Pascasarja Ilmu Politik Universitas Indonesia di Gedung Auditorium Juwono Sudarsono, Fisip UI, Depok.

MONITORDAY.COM - Mengambil momentum lahirnya sumpah pemuda ke 90, mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia (UI) mendeklarasikan dibentuknya Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik UI untuk pertama kalinya di Gedung Auditorium Juwono Sudarsono, Fisip UI, Depok, Sabtu (3/11/2018).

Selain mendeklarasikan himpunannya, dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda 28 Oktober, dilaksanakan seminar dan talkshow dengan tema "Refleksi Menjelang Satu Abad Sumpah Pemuda".

Hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber, yaitu guru besar ilmu politik UI  Burhan Djabir Magenda, Ketua Pascasarjana Ilmu Politik UI Meidi Kusnad, Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto dan mewakili mahasiswa hadir pula ketua BEM Fisip UI Fuadil Ulum.

Sebagai pemateri pembuka, Burhan menceritakan terkait sejarah terjadinya sumpah pemuda, serta menegaskan, pemuda sejak di zaman dahulu selalu memiliki fungsi pembaharuan yang progresif.

"Dulu kita dipisahkan dengan yang namanya Jong-jong. Ada Jong Jawa, Jong Sumbawa, Jong Sumatra dan lainnya. Namun, di 28 Oktober 1928, pemuda membawa pembaharuan yang akhirnya mempersatukan negara ini. Bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu, Indonesia. Di zamannya, hal itu adalah sesuatu yang baru dan progresif dan semangat itu yang harus ditiru," tuturnya.

Turut menambahkan dari pernyataan Guru Besar UI, Ketua Pascasarjana Ilmu Politik UI Meidi Kusnaedi menekankan, pemuda harus lebih meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya agar dapat diakui di tengah masyarakat.

Selaras dengan dua pemateri sebelumnya, pemuda yang saat ini aktif sebagai pemantau pemilu independen, sebagai Kordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Sunanto menyatakan, saat ini sudah tidak ada distorsi tua dan muda.

"Selama pemuda dapat membuktikan kapasistasnya, bukan tidak mungkin mereka  mampu menjadi pemimpin," katanya.

Meski realita hari ini, diakui olehnya sudah banyak kaum muda yang berkiprah dan dipercaya menjadi pemimpin, pria yang akrab disapa Cak Nanto itu menilai, hanya sedikit dari sosok tersebut yang berasal dari bawah.

"Banyak dari mereka yang berhasil, namun mereka tidak merasakan apa itu berproses. Karena keberhasilan mereka dibantu oleh nama besar keluarga atau lainnya. Maka itu, sosok muda dan aktif seperti Fuadil, yang ditempa dan berproses dari bawah jika berhasil, maka dapat dikatakan itu adalah keberhasilan kaum muda hari ini," tutup Cak Nanto sambil menepuk pundak ketua Bem Fisipol UI itu.