Ray Rangkuti Nilai Ganti Presiden Tanpa Ada Figur Baru Hanya Slogan Kosong
Pengamat Politik Ray Rangkuti menilai sindiran Presiden Jokowi soal kaos dan slogan ganti presiden dapat dilihat sebagai tantangan.

MONITORDAY.COM - Pengamat Politik Ray Rangkuti menilai sindiran Presiden Jokowi soal kaos dan slogan ganti presiden dapat dilihat sebagai tantangan. Untuk itu, menurutnya berbagai pihak yang mengkehendaki adanya pergantian Presiden harus mengutarakan dari sekarang.
"Partai atau kelompok manapun yang berkehendak untuk mendapatkan presiden baru, sebaiknya diungkapkan dari sekarang," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada awak media, Senin (9/4/2018).
Jadi, kata Ray, ungkapan ganti Presiden tidak hanya sekedar slogan yang ramai dibuat di kaos, melainkan sebuah gerakan dengan alur, visi, program dan figur yang terang-benderang.
"Memang itulah sejatinya. Dengan begitu, publik kita benar-benar ditawarkan alternatif, bukan slogan," tukas Ray.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) itu memandang kampanye ganti Presiden tanpa wujud figur calon penggantinya adalah kampanye kosong. "Kampanye yang hanya berhenti sebatas slogan tanpa arah, tanpa figur, bahkan tanpa visi," sebutnya.
Padahal, lanjut dia, dalam ruang demokrasi, sebaiknya yang dipertandingkan adalah visi, program serta figurnya. Kemunculan figur menurutnya penting untuk memastikan apakah yang bersangkutan dikira layak oleh publik, diketahui jejak rekamnya, dikenal kemampuan kepemimpinannya dan lain-lain.
"Begitulah semestinya ruang publik demokrasi dikelola," ucap Ray.
"Sebaiknya para pengusung ganti Presiden itu mulai berani menunjukan figur pengganti presiden yang akan diusung, sehingga terjadi ide disandingkan dengan ide, visi dengan visi, program dengan program dan figur dengan figur," pungkasnya.
[yst]