Puluhan Ribu Keluarga Penerima Manfaat di Boyolali Dapat Bantuan Langsung Tunai

MONITORDAY.COM - Sebanyak 62.923 keluarga di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, akan menerima bantuan sosial tunai (BST) tahun ini. Dengan total anggaran senilai Rp37.753.800.000.
Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Boyolali, Ahmad Gojali menyebutkan, nantinya bantuan yang disalurkan kepada masyarakat berupa beras dan uang. Sedangkan untuk Kabupaten Boyolali, terdapat 62.923 keluarga penerima manfaat (KPM) yang mendapatkan bantuan berupa uang.
“Di Kabupaten Boyolali dapat 62.923 KPM dengan total anggaran Rp37.753.800.000. Sampai hari kemarin itu sudah terealisasi 55.265 KPM atau Rp33.159.000.000 atau 87,83%,” Gojali dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Kamis (5/8/2021).
Dia menerangkan, meski jadwal pengambilan BST sudah ditutup, namun Kantor Pos sebagai pihak yang memfasilitasi akan memperpanjang masa pengambilan bantuan hingga 14 Agustus 2021 mendatang. Sebab masih banyak KPM yang belum mengambil.
Selain itu, Gojali juga menerangkan dari data KPM yang ada, beberapa di antaranya ada yang tidak memenuhi syarat untuk mengambil bantuan. Hal tersebut disebabkan KPM telah mendapatkan bantuan dobel, data ganda, mutasi, merantau, meninggal dan syarat lain yang tidak terpenuhi.
Berdasarkan data sementara yang masuk ke Dinsos Kabupaten Boyolali terdapat 3.537 KPM yang tidak memenuhi syarat untuk mengambil bantuan. Jumlah itu berasal dari 13 kecamatan yang datanya telah masuk.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meninjau langsung penyaluran BST di Kabupaten Boyolali pada Rabu (4/8/2021).
Saat melakukan inspeksi mendadak di aula Kecamatan Banyudono, Ganjar didampingi oleh Wakil Bupati (Wabup) Boyolali, Wahyu Irawan.
Pada kesempatan itu, ditemukan adanya penyaluran BST yang tidak tepat sasaran. Dimana ada salah satu penerima BST yang akhirnya mengembalikan bantuan kepada petugas Kantor Pos. Sebab yang bersangkutan adalah perangkat Desa Banyudono.
“Daripada semua saling menyalahkan, nanti mung ngamuk tok, viral di medsos akhirnya kita cerita hal-hal yang buruk. Akhirnya kita tangani, sampaikan dengan baik. Masyarakat kita edukasi, nek njenengan memang mampu nggak usah terima kembalikan dengan baik-baik biar nanti kembali kepada negara,” tutur Ganjar.