Propelan Rawan Embargo dan Jadi Beban Devisa. Dahana Mulai Bikin Sendiri!

Mengapa peluru bisa melesat menuju sasaran? Propelan yang mendorongnya. Propelan adalah bahan pendorong peluru atau roket, yang menjadi komponen utama munisi bagi kebutuhan Munisi Kaliber Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB), maupun bahan bakar roket.

 Propelan Rawan Embargo dan Jadi Beban Devisa. Dahana Mulai Bikin Sendiri!
propelan/ net

MONDAYREVIEW.COM - Mengapa peluru bisa melesat menuju sasaran? Propelan yang mendorongnya. Propelan adalah bahan pendorong peluru atau roket, yang menjadi komponen utama munisi bagi kebutuhan Munisi Kaliber Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB), maupun bahan bakar roket.

Selama ini kebutuhan dalam negeri diimpor, sehingga membebani devisa negara dan rawan embargo. Untuk itu pembangunan Industri propelan menjadi salah satu dari tujuh Program Unggulan Nasional guna mewujudkan kemandirian industri pertahanan.

Propelan roket adalah sebuah bahan yang digunakan oleh roket sebagai, atau untuk memproduksi dalam reaksi kimia, reaksi massa (massa pendorong) yang dikeluarkan, biasanya dengan kecepatan yang sangat tinggi, dari mesin roket untuk menghasilkan daya dorong, dan dengan demikian memberikan propulsi pesawat ruang angkasa.

Dalam suatu propelan roket, bahan kimia mengalami reaksi kimia eksotermis untuk menghasilkan gas panas. Mungkin ada propelan tunggal, atau beberapa propelan, dalam kasus terakhir seseorang dapat membedakan bahan bakar dan oksidator. Gas yang dihasilkan memperluas dan mendorong pada nozz, yang mempercepat mereka sampai bergegas keluar dari belakang roket dengan kecepatan yang sangat tinggi.

PT Dahana (Persero) menyampaikan bahwa dukungan pemerintah terhadap industri propelan dapat menunjang kemandirian industri pertahanan nasional. Demikian dilansir dari Antara.

Direktur Utama PT Dahana (Persero) Budi Antono menegaskan selama ini Kementerian Pertahanan RI telah mendorong kemajuan industri pertahanan dalam negeri, di masa mendatang diharapkan dukungan ini dapat terus dilanjutkan. Kementerian Pertahanan RI telah memberikan kesempatan kepada Dahana untuk turut serta mewujudkan kemandirian industri pertahanan.

Dijelaskan, pembangunan industri propelan di bagi dalam dua fase yaitu Fase 1 Propelan Munisi dan Fase 2 Propelan Roket.

Untuk fase 1 telah diinisiasi oleh Kementerian Pertahanan dengan membangun pabrik nitrogliserin, pabrik acid plant serta fasilitas pendukung iIndustri propelan seperti gardu trafo listrik, water treatment plant, laboratorium dan fasilitas uji balistik.

Dukungan Pemerintah diperlukan untuk melanjutkan kemandirian industri propelan dengan membangun pabrik Spherical Powder sehingga Indonesia dapat mandiri serta menimbulkan efek penggetar di kawasan regional.

Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Dahana terkait propelan ini di antaranya penandatanganan head of agreement dengan PT Pindad untuk offtake propelan dan fasilitas pendukung di Dahana yang telah dibangun oleh Kemhan RI.

Selain itu, hal ini juga didukung oleh posisi geografis Dahana yang memiliki lahan luas, dekat dengan akses tol, Bandara Kertajati, Pelabuhan Patimban serta sumber bahan baku pendukung.

Pada kesempatan sama, Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Donny Ermawan T menekankan bahwa kemandirian industri pertahanan merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan sistem pertahanan negara yang kuat, maju dan mandiri.

Ia menambahkan, industri yang kuat diharapkan mampu memberikan "multiplier effect" baik terhadap pembangunan ekonomi maupun penguasaan teknologi bagi bangsa Indonesia.

Kemandirian industri pertahanan, juga diharapkan dapat mewujudkan pergeseran pemahaman dari belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan seperti arahan Presiden RI Joko Widodo pada HUT TNI yang ditujukan kepada Kemhan dan industri pertahanan.

Peningkatan kemampuan industri pertahanan nasional sangat diperlukan guna memenuhi dan mendukung kebutuhan serta menunjang kemandirian Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI. Semakin pesat kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh langsung terhadap peningkatan kemampuan industri pertahanan yang dibutuhkan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan.