Presiden Jokowi Kembali Ingatkan Masyarat Agar Tak Mudah Termakan Berita Hoaks

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak mudah termakan fitnah atau hoaks. Menurutnya, hal tersebut telah melenceng dari sikap dan tata krama bangsa Indonesia yang selalu mengedepankan kejujuran dan anti terhadap fitnah yang keji.

Presiden Jokowi Kembali Ingatkan Masyarat Agar Tak Mudah Termakan Berita Hoaks
Foto: biro pers Setpres

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak mudah termakan fitnah atau hoaks. Menurutnya, hal tersebut telah melenceng dari sikap dan tata krama bangsa Indonesia yang selalu mengedepankan kejujuran dan anti terhadap fitnah yang keji.

"Karena ini bukan etika bangsa Indonesia, bukan tata krama bangsa Indonesia, bukan nilai-nilai yang kita anut di agama kita. Tidak ada cara-cara fitnah keji seperti ini," kata Jokowi di Jakarta, Rabu (17/10).

Presiden mencontohkan, ketika isu komunisme yang seringkali disematkan kepada dirinya. Menurut dia, hal tersebut merupakan fitnah dan sangat tidak masuk akal, mengingat dirinya masih berusia balita saat tragedi pemberontakan PKI pada 1965.

Bahkan terkait hal itu, presiden mempersilahkan untuk verifikasi langsung ke tempat kelahirannya di Solo, bertanya kepada setiap kerabat dan warga di sana, jika masih percaya bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu mempunyai kaitan dengan komunisme.

Maka dari itu, Presiden meminta kepada masyarakat agar berpikir jernih terhadap berita yang ada. Memverifikasi apapun informasi yang muncul, terlebih yang berbau provokatif. Karena Jika masyarakat terus termakan oleh berita bohong yang ada, maka menurut presiden hal tersebut akan berdampak buruk bagi bangsa.

"Kita gunakanlah pikiran kita untuk menyaring mana kabar yang benar, mana kabar yang tidak benar. Kalau begini terus-terus, akan jadi apa bangsa kita ini," pintanya.

Selain soal berita bohong, Presiden Jokowi juga minta agar masyarakat tetap dan selalu menjaga kerukunan, terutama menjelang tahun politik. Ia meminta agar masyarakat jangan sampai terpecah belah hanya karena berbeda pilihan ketika pemilu. 

Dia meminta agar masyarakat meninjau program, ide dan gagasan pembangunan bangsa serta rekam jejak para calon dalam kontestasi politik baik pilihan bupati, walikota, gubernur atau pun presiden.

"Karena setiap lima tahun pasti ada pilihan, ada terus. Masa kita mau terpecah-pecah. Kita harus memilih sesuai dengan program maupun rekam jejak para calon pemimpin itu," ujar Presiden, yang juga mantan Walikota Solo ini.