PPATK Luncurkan Aplikasi Anti Pencucian Uang

PPATK Luncurkan Aplikasi Anti Pencucian Uang
Ilustrasi/net

MONITORDAY.COM - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) meluncurkan aplikasi pelaporan anti pencucian uang yang dinamakan go Anti Money Laundering (goAML) pada Senin (1/2/2021).

Peluncuran aplikasi ini sekaligus menggantikan aplikasi pelaporan yang digunakan selama ini, yaitu Gathering Reports and Information Processing System (GRIPS).

Kepala PPATK Dian Ediana Rae mengungkapkan bahwa goAML ini dikembangkan oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) dan telah dilakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai kebutuhan Indonesia.

"Aplikasi goAML ini sudah diimplementasikan oleh 56 lembaga intelijen keuangan di dunia dan 55 lembaga intelijen keuangan lainnya sedang dalam proses engagement dengan UNODC," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/2/2021).

Dia mengatakan, sejak diluncurkannya aplikasi ini, seluruh laporan yang disampaikan kepada PPATK oleh pihak pelapor wajib disampaikan melalui aplikasi goAML. 

Apabila terdapat penundaan transaksi atau permintaan penghentian transaksi maka berita acara penundaan transaksi dan berita acara penghentian transaksi disampaikan juga melalui aplikasi goAML

"Laporan yang disampaikan tersebut berupa Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM), Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT), Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri (LTKL), Laporan Transaksi (LT), Laporan Pembawaan Uang Tunai, dan Instrumen Pembayaran Lain ke Dalam atau ke Luar Daerah Pabean Indonesia (LPUTLB)," kata Dian.

Dia mengatakan implementasi sistem pelaporan goAML merupakan salah satu program kerja strategis PPATK sebagai upaya optimalisasi upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan tindak pidana pendanaan terorisme (TPPT).

Dian berharap, melalui mekanisme pelaporan goAML akan terjadi sinergi di antara pihak pelapor, lembaga pengawas dan pengatur (LPP), aparat penegak hukum (APH), dan PPATK sesuai fungsi dan kewenangannya masing-masing, guna lebih menjamin efektivitas upaya menjaga dan meningkatkan integritas dan stabilitas sistem keuangan Indonesia.

Dia juga menegaskan akses akan diberikan secara ketat hanya kepada pejabat atau petugas yang diberi wewenang oleh masing-masing pihak pelapor, LPP, APH, dan PPATK, sehingga tidak akan terjadi pelanggaran atas kerahasiahan data/informasi yang ada di goAML.

"Aplikasi ini juga sangat efektif, efisien dan mudah untuk dioperasikan oleh pihak pelapor," demikian kata Dian Ediana Rae.

Kelebihan aplikasi goAML ini akan meningkatkan kualitas laporan yang disampaikan oleh pihak pelapor, integrasi berbagai jenis laporan, serta data dan informasi yang menghasilkan profil terduga pencucian uang dan pendanaan terorisme yang lebih komprehensif sehingga dapat ditindaklanjuti dengan analisis/pemeriksaan oleh PPATK dengan lebih cepat.

Sistem pelaporan goAML ini akan mengembalikan laporan yang tidak sesuai ketentuan dalam waktu yang tidak terlalu lama sehingga pihak pelapor dapat segera melakukan koreksi laporan.