Potensi Bencana Hidrologi Mengintai Sepanjang Tahun

MONITORDAY.COM - Fenomena La Nina berpotensi mengancam wilayah Indonesia dengan adanya bencana sepanjang tahun. La Nina merupakan fenomena alam yang menimbulkan curah hujan meningkat, yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan sebagainya.
Plt. Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Urip Haryoko mengungkapkan pihaknya telah memprediksi, pada periode Desember-Januari-Februari potensi bencana mengintai berupa banjir, longsor dan gelombang tinggi. Kemudian Maret-April-Mei, Puting Beliung, Petir dan Hujan Es siap mengintai sejumlah wilayah Indonesia.
"Selanjutnya pada Juni - Juli - Agustus potensi bencana Kekeringan, Karhutla, dan Gelombang Tinggi telah siap dalam antrian. Sementara pada September - Oktober - November Puting Beliung, Petir dan Hujan Es kembali mengintai," kata Urip, dalam keterangan tertulis, Senin (6/12/2021).
Selain bencana hidrometeorologi, dampak La Nina juga akan mengenai sektor ekonomi. "Apabila La Nina terjadi kemungkinan tekanan inflasi di Indonesia dapat muncul karena harga beberapa produk pangan strategis seperti bawang merah, cabai, daging sapi, dan ayam kemungkinan akan naik," ujar Urip.
Selain sektor ekonomi, beberapa sektor lainnya pun juga akan terdampak apabila La Nina terjadi. Berikut adalah beberapa sektor yang harus waspada terhadap bencana hidrometeorologi akibat cuaca atau iklim ekstrim sebagai dampak dari La Nina .
Antara lain pertanian dan kehutanan, Transportasi, Pariwisata, Pertahanan dan keamanan, Konstruksi, Tata ruang, Kesehatan, Sumber daya air, Energi dan pertambangan, Industri, Kelautan dan perikanan, serta Penanggulangan bencana.
Oleh sebab itu, BMKG meminta Pemerintah Daerah agar serius dalam menanggapi peringatan dini La Nina yang dikeluarkan BMKG, guna meminimalisir dampak dan kerugian yang lebih besar.
Sebagaimana yang telah disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati beberapa waktu yang lalu. Dwikorita meminta kepala daerah agar lebih fokus dalam upaya mitigasi daripada penanggulangan pasca kejadian.
"Sebab, mitigasi yang komprehensif akan bisa menekan jumlah kerugian dan korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi," ujarnya.
Selain Pemerintah Daerah, masyarakat juga perlu lebih waspada jika La Nina terjadi. Namun, perlu diketahui bahwa fenomena ini mungkin tidak terjadi di semua bagian di Indonesia. Biasanya kejadian ini hanya akan berdampak pada beberapa wilayah saja.
"Statistik kebencanaan saat ini didominasi oleh peristiwa-peristiwa bencana yang terkait dengan cuaca atau iklim. Maka dari itu penting untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk mengatasi segala potensi bencana. Peringatan dini yang dikeluarkan bukan untuk menakut-nakuti, melainkan jeda waktu yang bisa dimanfaatkan untuk mempersiapkan segala sesuatunya, mengingat fenomena cuaca dan iklim bisa diprakirakan," ungkapnya.