Pesan Damai, Toleran, dan Menyatukan dari Masjid At-Tanwir

MONITORDAY.COM - Selain sebagai tempat untuk shalat, masjid juga berfungsi sebagai tempat kegiatan proses belajar mengajar dalam memperdalam ilmu agama Islam. Di mana setiap muslim berhak untuk memberikan atau mendapatkan ilmu melalui kajian-kajian agama yang diadakan di masjid. Sehingga masjid yang memiliki perpustakaan dan ruang untuk kajian sangat dibutuhkan dari masa ke masa.
Pesan terpenting dalam Isra' Mi'raj adalah perintah shalat. Mendirikan shalat memiliki konsekuensi unttuk menghadirkan agama sebagai penolong bagi kaum papa sebagaimana pesan Al-Qur'an dalam Surah Al Maun. Bertepatan dengan momen peringatan peristiwa tersebut pada 11 Maret 2021, PP Muhammadiyah meresmikan Masjid At-Tanwir di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng Jakarta Pusat.
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, ini merupakan momentum penting meneguhkan masjid sebagai pusat pencerahan.
"Masjid enam lantai multifungsi dan ramah lingkungan tampil megah mencerahkan sebagaimana namanya. Dari Masjid Muhammadiyah dan dikelola Organisasi Muhammadiyah terpancar pesan-pesan Islam yang damai, toleran, menyatukan, dan memajukan kehidupan umat dan bangsa. Islam yang mencerahkan hati, pikiran, dan tindakan yang memancarkan rahmatan lil'alamin perwujudan Islam Berkemajuan!," kata Haedar.
Peresmian Masjid At- Tanwir PP Muhammadiyah oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir dihadiri Meneg BUMN H. Erick Thohir, MBA dan Menko PMK Prof. Muhadjir Effendi serta seluruh jajaran dan keluarga besar Persyarikatan di dalam dan luar negeri.
Erick Thohir menegaskan bahwa masjid ini punya pemikiran inovasi, misalnya terkait dengan penggunaan energi terbarukan. Inilah diyakininya melekat pesan pada nama At-Tanwir. Masjid yang akan memberi pencahayaan, bukan hanya tempat ibadah tapi cahaya kemajuan bangsa. Erick disebut oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti memberi dukungan penuh dengan mengarahkan CSR sejumlah BUMN untuk berkontribusi dalam pembangunan masjid ramah lingkungan ini.
Pembangunan masjid ini juga didukung oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Dalam sambutannya Rahmat Hidayat selaku anggota BPKH menegaskan bahwa dana kemaslahatan ummat yang digunakan salah satunya untuk membantu pembangunan masjid ini bukan adalah bagian dari dana alokasi umum (DAU) bukan dari setoran awal para calon jamaah haji. Dengan penyaluran dana kemaslahatan ummat ini maka BPKH berikhtiar untuk hadir di tengah-tengah masyarakat.
Mu'ti berharap masjid-masjid Muhammadiyah yang turut mereplikasi Masjid At-Tanwir yang ramah lingkungan dan juga kegiatan-kegiatannya diorientasikan untuk mencerahkan masyarakat. Lantai satu masjid ini diperuntukkan bagi aktivitas thaharah atau bersuci dengan teknologi dimana air bekas wudhu dimanfaatkan untuk keperluan lain.
Lantai dua digunakan untuk tempat shalat jamaah laki-laki sementara lanta 3 dan 4 bagi jamaah perempuan. Lantai lima adalah perpustakaan dengan koleksi yang cukup memadai terutama berkaitan dengan berbagai hal terkait Muhammadiyah. Sementara lantai enam adalah aula modern yang dapat diperuntukkan bagi berbagai kegiatan. Pada bagian atap masjid ini dipasang panel-panel surya yang energinya digunakan untuk berbagai keperluan masjid.
Dalam proses pembangunannya tak ada kendala pendanaan. Untuk itu Mu'ti menyampaikan terimakasih atas dukungan para donatur dari berbagai kalangan.