Pernyataan BNPT Dinilai Gaduh, Pemuda Muhammadiyah Kab Cirebon Ajak Ngaji dan Kaji Soal Pesantren

MONITORDAY.COM - Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Cirebon, Yanyan Hendriyana Fadhlullah menyayangkan pernyataan ceroboh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bahwa adanya ratusan pesantren yang terafiliasi dengan terorisme.
Menurut Yanyan, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mestinya berkaca pada sejarah.
"Pak Boy, mari kita mengaji (membaca) dan mengakaji (baca dan telaah) sejarah dan fakta," ucap Yanyan kepada monitorday.com, Jum'at (28/1/2022).
Yanyan mengingatkan kepada semua elemen anak bangsa bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang sudah ada di negeri ini, bahkan sebelum negeri ini berdiri.
Pesantren, kata Yanyan, sebagai lembaga pendidikan Islam pada umumnya terus menyelenggarakan pendidikan yang memiliki misi mengkader umat untuk menjadi tafaqquh fiddin dan memotivasi kader ulama dalam misi dan fungsinya sebagai warasat al-anbiya.
Yanyan mengutip hadist yang cukup dikenal bahwa Perumpamaan para ulama di bumi adalah seperti bintang-bintang di langit yang bisa dijadikan petunjuk dalam kegelapan di daratan maupun di lautan. (HR Ahmad).
Begitupun dengan hadits yang dinukilkan dari HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi, sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi, sementara para nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu.
Ketika imperialisme dan kolonialisme menjajah negeri ini, maka umat Islam sebagai mayoritas yang ada di negeri ini tidak tinggal diam. Bahkan dalam sejarahnya, ulama dan santri selalu menjadi garda terdepan dalam memimpin pergerakan nasional, dalam rangka mengusir segala bentuk penjajahan yang ada di negeri ini.
Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang usianya sudah tua, telah banyak melahirkan generasi yang tidak hanya menolak segala bentuk penjajahan, melainkan selalu menjadi motor penggerak dalam melakukan perlawanan terhadap para penjajah.
Mengutip Awwas (2015: 97) di zaman pergerakan pra kemerdekaan, peran pesantren juga sangat menonjol, lagi-lagi melalui alumninya. Hadji Oeumar Said (HOS) Tjokroaminoto, pendiri gerakan Syarikat Islam dan guru pertama Soekarno di Surabaya, adalah juga alumnus pesantren, KH. Mas Mansyur, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, Ki Bagus Hadikusumo, KH. Kahar Muzakkir, dan masih banyak lagi alumni pesantren yang menjadi tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh.
Setelah penjajahan kolonial Belanda bercokol di negeri ini selama 350 tahun, maka tiba giliran pasukan Jepang yang ingin turut serta mengisap karunia ilahi di bumi pertiwi ini. Lagi-lagi kalangan pesantren menjadi garda terdepan dalam melawan segala bentuk penjajahan.
Masih dari kata Awwas (2015: 111) kebijakan-kebijakan yang tidak berperikemanusiaan dan diperparah lagi dengan adanya penyembahan terhadap sesama manusia melalui kewajiban seikeirei. Kebijakan fasis Jepang ini amat menyakiti hati umat Islam.
Sementara, situasi politik, ekonomi maupun peperangan kian hari kian bertambah kacau. Di beberapa tempat rakyat sudah berani melakukan sabotase dan perlawanan, termasuk sekian banyak perlawanan itu datang dari para santri Pondok Pesantren Sukamanah di bawah asuhan asy-syahid KH. Zainal Musthafa.
Belum lagi Bung Tomo yang ikut menggelorakan semangat jihad itu, dengan cara memekikkan 'Allahu Akbar' dalam membuka dan menutup pidatonya. Resolusi ini lahir ketika Rais Akbar NU, KH Hasyim Asyari memanggil konsul NU se-Jawa dan Madura untuk rapat besar gedung itu pada 21 dan 22 Oktober 1945. (Tempo.co, 11/10/2015).
Maka, jika ditelusuri sejarah lebih mendalam ke belakang, tidak perlu mempertanyakan kembali bagaimana peran pesantren dalam mengusir segala bentuk penjajahan. Pesantren selalu menjadi garda terdepan dalam membela kebenaran dan menolak segala bentuk kezhaliman.
Lantas pertanyaannya, setelah besarnya peran pesantren dalam mengusir penjajah di negeri ini apakah negeri ini sudah merdeka ?
Yanyan kembali mengajak BNPT melihat fakta terkini dengan kacamata hati dari peristiwa di Papua?
Sambil mengelus dada, Yanyan sangat menyayangkan Kelompok teroris itu sudah melakukan kejahatan kemanusiaan yang luar biasa tapi masih ada narasi yang sangat lembut "Mari Rangkul Mereka".
Parahnya, namanya pun Kelompok Kriminal Bersenjata, bukan Teroris.
Padahal, Kelompok teroris ini terus menebar teror hingga penghujung tahun, mulai dari pembakaran, perusakan, penganiayaan hingga pembunuhan . Sasarannya pun tidak hanya aparat keamanan, tapi mereka juga tidak segan membunuh warga sipil pribumi mau pun pendatang.
Apakah BNPT tidak melihat deretan aksi terorisme paling brutal sepanjang 2021?
1. 2 Prajurit Raider Gugur, 1 Ditembak usai Salat Subuh Dua Prajurit Raider dari Yonif R 400/Banteng Raiders gugur ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM), di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya Papua, Jumat (22/1/2021). Keduanya yaitu Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani anggota Yonif Raider 400/Banteng Raiders. Pratu Roy Vebrianto ditembak dari jarak 200 meter pada saat melaksanakan pembersihan usai melaksanakan ibadah salat subuh di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya Papua, Jumat, (22/1/2021).
2. Bakar Sekolah dan Bantai Guru, Pelajar SMA hingga Tukang Ojek
KKB pimpinan Nau Waker menebar teror Pada Kamis, (8/4/2021) yang membakar sejumlah sekolah yakni SD, SMP, SMA di Puncak Jaya, Papua. Aksi brutal berlanjut keesokan harinya dengan membantai dua guru, seorang siswa SMA dan tukang ojek. Dua guru asal Toraja tewas dibantai yakni, Oktovianus Rayo (43) guru SD di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak Papua, Kamis pagi (8/4/2021).
Dia ditembak didepan rumahnya yang juga menjadi kios dagangan sekitar pukul 09.50 WIT. Sementara Yonathan Renden warga asal, Toraja Utara, ditembak di rumahnya, Jumat sore (9/4/2021) sekitar pukul 16.45 WIT. Udin (41) seorang tukang ojek di Kampung Eromaga Kompleks Pasar Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua juga ditembak mati, Rabu (14/4/2021) pukul 13.59 WIT.
Udin yang asli Bugis tewas dengan luka tembak pada bagian samping kanan kepala tembus pipi kanan dan luka tembak bagian dada kanan tembus pinggang sebelah kiri.
Udin (41) seorang tukang ojek di Kampung Eromaga Kompleks Pasar Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua juga ditembak mati, Rabu (14/4/2021) pukul 13.59 WIT. Udin yang asli Bugis tewas dengan luka tembak pada bagian samping kanan kepala tembus pipi kanan dan luka tembak bagian dada kanan tembus pinggang sebelah kiri.
Lalu seorang pelajar Kelas III SMA Negeri 1 Ilaga, Ali Mom juga tewas dibantai di Kampung Uloni, Distrik Ilaga Kabupaten Puncak Kamis (15/4/2021) pagi. Korban tewas dengan luka tembak dan sabetan senjata tajam di bagian kepala dan badan. Bahkan motor yang digunakan korban dibakar.
3. Kepala BIN Daerah Papua Gugur Tertembak di Beoga Papua
Kepala BIN Daerah (Kabinda)Papua,Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya gugur tertembak di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Joni ditembak saat meninjau lokasi pembakaran yang dilakukan KKB di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Aksi pembakaran di Beoga berlangsung dua pekan sebelumnya.
4. 2 Paramedis COVID-19 di Intan Jaya Papua Ditembak, 1 Tewas
Paramedis COVID-19 di Intan Jaya Papua Ditembak, 1 Tewas Dua orang petugas medis yang tergabung dalam Tim Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan COVID-19 di Kabupaten Intan Jaya ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah itu. Kedua paramedis tersebut adalah,Almalek Bagau, dan Eunico Somou.
Keduanya adalah anggota Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan COVID-19 di Intan Jaya wilayah tugas Distrik Wandai.Eunico Somou, dikabarkan meninggal dunia. Kapolres Intan Jaya AKBP Yuli KarrePongbala kepada awak media di Jayapura membenarkan peristiwa penganiayaan dan penembakan yang menimpa dua paramedis tersebut.
5. 5 Pekerja Jembatan Tewas Dibunuh di Yahukimo Papua Lima pekerja jembatan yang tengah mengerjakan pekerjaan jembatan di Kali WIT, Kabupaten Yahukimo , Papua dilaporkan tewas setelah diserang oleh sejumlah orang tidak dikenal (OTK), Kamis (24/6/2021). Kelima pekerja ini merupakan karyawan pada perusahaan kontraktor PT. Papua Cremona yang tengah mengerjakan pekerjaan infrastruktur di wilayah tersebut.
Dan masih banyak lagi fakta terorisme yang perlu kehadiran BNPT.
Yanyan pun menilai, apa yang disampaikan oleh Ketua BNPT kurang tepat. Bisa saja kata dia, masalah ini akan berbuntut panjang.
Diketahui, pada rapat dengan Komisi III DPR, Selasa (25/1/2022), Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, ada 198 pondok pesantren terafiliasi dengan terorisme.
la menyebut, 11 pesantren terafiliasi dengan jaringan organisasi teroris Jamaah Anshorut Khilafah (JAK), 68 pesantren terafiliasi dengan Jemaah Islamiyah (JI), dan 119 pesantren terafiliasi dengan Anshorut Daulah atau simpatisan ISIS.
"Kami menghimpun Ponpes yang kami duga terafiliasi dan tentunya ini juga merupakan bagian upaya-upaya dalam konteks Intel pencegahan yang kami laksanakan di lapangan," ujarnya soal pesantren yang terafiliasi dengan terorisme.
Bagi yanyan, pernyataan Boy Rafli harus diluruskan agar tak tercipta stigma terorisme di Pesantren.
Ada baiknya, Imbau Yanyan, setiap anak bangsa di masa pandemi ini jangan mengumbar narasi gaduh dan memancing amarah umat.
" Stoplah, NKRI ini ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan lain sebagainya rukun aman. Mau sampai kapan kalian sudutkan umat ini terus! masih ada yang tak jaga mulutnya, mulai dari nyinyir agama oleh sejumlah pegiat media sosial yang mengaku paling nasionalis, nyinyir bahasa sunda, ucap tempat jinlah, tuhan bukan orang arab. Eh tiba-tiba ada lagi yang kaitkan terorisme dengan pesantren. Astagfirullah. Kita kan tahu kondisi ekonomi saat ini lagi sulit, ekonomi sulit masih saja narasi yang tak sehat semacam itu. Cukuplah. Jasa pesantren terlalu banyak, tak sebanding. Jika punya jabatan, bijaklah dalam berucap, jangan sampai habis berucap Allah murka," imbau yanyan.