Perkuat Produk Lokal, Cara Jitu Tekan Kenaikan Harga Pangan

Perkuat Produk Lokal, Cara Jitu Tekan Kenaikan Harga Pangan
Ekonom Indef, Bhima Yudhistira (Foto: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Pada awal tahun ini  Indonesia menghadapi berbagai masalah komoditi pangan. Mulai dari kenaikan harga kedelai dan daging sapi yang berujung pada keterbatasan stok di pasar. Selain itu juga diduga ada kebocoran beras impor.

Menanggapi, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, menyarankan agar Pemerintah lebih memperkuat produk pangan lokal, daripada tergantung pada impor.

“Beberapa produk pangan yang impor perlu segera dicari solusi alternatifnya dengan perkuat produk pangan lokal,” kata Bhima Liputan.com, Minggu (31/1/2021).

Menurutnya masalah kenaikan harga pangan lebih bersumber dari sisi pasokan. Misalnya di awal Januari harga kedelai impor yang mahal membuat harga tempe dan tahu naik. Begitu juga terjadi pada harga daging sapi karena kendala pasokan impor khususnya dari AS.

“Untuk cabai lebih disebabkan oleh faktor cuaca yakni curah hujan tinggi. Bencana alam di beberapa daerah juga berpengaruh pada produksi pangan dan logistik,” ujarnya.

Sementara sisi permintaan masih lesu, apalagi ada Pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa Bali yang diperpanjang dari 26 Januari hingga 8 Februari 2021. Sehingga berimbas kepada restoran yang biasa membeli bahan baku pangan jadi terbatas jam operasionalnya.

“Justru pemerintah harus antisipasi pasokan pangan khususnya jelas ramadhan, karena harga bisa naik lebih tinggi. Serta Pemerintah harus memastikan subsidi pupuk merata dan tidak terlambat serta inovasi pertanian bisa didorong secara paralel,” ungkapnya.

Bhima menegaskan, selama ketergantungan komoditas impornya tinggi maka ketahanan pangan bisa rentan. Dolar menguat sedikit saja harga naik di pasaran, ada kesulitan pasokan juga buat harga pangan naik.