Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Afghanistan Diguncang Bom Bunuh Diri
Terjadi ledakan bom bunuh diri yang menyebabkan puluhan orang tewas, diduga bom bunuh diri itu menargetkan sejumlah besar tokoh agama di Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Pelaku melakukan aksinya di aula tempat ratusan tokoh agama yang menghadiri perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

MONITORDAY.COM -Terjadi ledakan bom bunuh diri yang menyebabkan puluhan orang tewas, diduga bom bunuh diri itu menargetkan sejumlah besar tokoh agama di Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Pelaku melakukan aksinya di aula tempat ratusan tokoh agama yang menghadiri perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Juru bicara kementerian kesehatan Afghanistan, Wahid Majroh, mengatakan ledakan menewaskan sedikitnya 43 orang dan melukai 83 lainnya. Jumlah korban tewas bisa meningkat karena setidaknya 24 orang berada dalam kondisi kritis.
Sementara juru bicara kementerian dalam negeri Afghanistan, Najib Danish mengatakan, seorang pembom bunuh diri meledakkan bahan peledak di dalam aula tempat ratusan ulama dan berkumpul untuk menandai hari kelahiran Nabi Muhammad.
Seorang pengelola aula Uranus, yang juga menjadi tuan rumah bagi fungsi politik dan agama, mengatakan kepada kantor berita AFP, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di tengah-tengah pertemuan para ulama.
"Ada banyak korban - saya sendiri telah menghitung 30 korban," katanya, dengan syarat tidak disebutkan namanya, seperti dilansir Al Jazeera dari AFP, Rabu (21/11/2018).
Pejabat di Rumah Sakit Darurat Kabul mengatakan 30 ambulan bergegas ke lokasi ledakan dan lebih dari 40 orang luka parah.
"Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengecam keras serangan itu dan menyatakan hari Rabu sebagai hari berkabung nasional," ujar juru bicara presiden Afghanistan, Haroon Chakhansuri, menulis di Twitter.
Hingga kini, belum diketahui siapa pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis sebuah laporan pada Juli lalu yang menyatakan jumlah warga sipil Afghanistan yang tewas dalam rentang 1 Januari hingga 30 Juni 2018 mencapai rekor tertinggi. Yakni 1.700 warga tewas. Jumlah ini mengalahkan rekor warga sipil tewas selama satu dasawarsa terakhir.
Laporan itu juga menyebut Kabul merupakan salah satu tempat yang paling berbahaya di Afghanistan bagi warga sipil.