Peran Kemendikbud Dalam Penanggulangan Stunting

Peran Kemendikbud Dalam Penanggulangan Stunting
Ilustrasi: Stunting mengganggu pertumbuhan anak-anak (PAUD DIKMAS DISDIK Jatim)

MONITORDAY.COM - Persoalan Stunting atau gagal tumbuh pada balita masih menjadi hal yang harus ditanggulangi oleh pemerintah. Berdasarkan data dari Global Nutrition Report, pada 2018 Prevalensi Stunting Indonesia dari 132 negara berada pada peringkat ke-108, sedangkan di kawasan Asia Tenggara prevalensi stunting Indonesia tertinggi ke dua setelah Kamboja. 

Persoalan Stunting sangat penting untuk diatasi karena berkaitan dengan kualitas generasi penerus bangsa di masa depan. Untuk mengatasinya perlu kolaborasi lintas sektor. Tidak hanya Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun memiliki peran strategis dalam program penanggulangan Stunting. 

Sekretaris Ditjen Dikti Kemendikbud Paristiyanti Wardani mengatakan bahwa inovasi perguruan tinggi dapat membantu penanggulangan Stunting di Indonesia. Perguruan tinggi siap mendukung target pemerintah menurunkan angka Stunting sebanyak 14 persen. 

"Kami sangat yakin yang luar biasa. Inovasi dari perguruan tinggi dari insan dikti akan membuat prioritas nasional ini menjadi kenyataan dengan indikator menurunnya angka stunting di Indonesia dari 29 persen menjadi 14 persen," ujar Paristiyanti Nurwardani dalam webinar yang disiarkan Channel Youtube Ditjen Dikti, Kamis (1/4/2021).

Paristiyanti menambahkan bahwa Ditjen Dikti akan menjadikan program penanggulangan Stunting sebagai bagian dari pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa. Menurutnya sudah selayaknya mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, namun harus terjun ke masyarakat.

"Mari merubah pola mindset proses pembelajaran bukan hanya di kampus, tapi kita juga harus mempelajari apa yang terjadi di luar kampus, dan itu lebih luas daripada yang kita perkirakan di dalam kampus," tambahnya.

Selain dari sektor pendidikan tinggi, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan bahwa Kemendikbud akan meningkatkan pengetahuan kepada orang tua terkait pemberian gizi serta pola asuh anak di usia dini. Oleh karenanya, upaya lain yang tengah dilakukan Kemendikbud adalah peningkatan kompetensi guru PAUD.

“Tenaga pendidik PAUD harus sensitif gizi. Selain itu harus mampu mendorong stimulasi, baik terkait pola makan, pola asuh maupun santitasi," ujar Mendikbud.

Melalui kerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga lain, Mendikbud berharap upaya menurunkan stunting dengan peningkatan kualitas dan kompetensi Guru PAUD bisa tercapai.

"Ikhtiar kita bersama dalam menyiapkan manusia Indonesia yang unggul akan penuh dengan tantangan. Untuk itu saya mengajak semua pihak untuk terus terlibat," harapnya.