Penyertaan Modal Negara Berbasis Proses Bisnis

Penyertaan Modal Negara Berbasis Proses Bisnis
Menteri BUMN Erick Thohir/ net

MONITORDAY.COM - BUMN sering berada dalam dilema antara mencari laba demi penerimaan negara dengan agenda penugasan negara bagi kepentingan khalayak. Sehingga salah satu agenda penting Pemerintah adalah mengatasi tumpang tindih kegiatan korporasi dan penugasan negara.

Disamping itu juga dirasa sangat mendesak untuk meningkatkan transparansi dalam pengelolaan BUMN. Hal itulah yang mendasari Menteri BUMN Erick Thohir akan mengeluarkan peraturan menteri (Permen) yang mengatur soal penyertaan modal negara (PMN) pekan ini.

Erick ingin keputusan dan langkah menyangkut PMN didasarkan pada business process bukan project base. Selama ini ditengarai banyak langkah lebih berpijak pada pendekatan proyek semata. Pendekatan proyek seringkali tak menyelesaikan masalah jangka panjang. Banyak persoalan yang menggantung dan menjadi beban dari satu periode pemerintahan ke periode berikutnya. Bahkan tak jarang permasalahannya menjadi semakin akut.  

Publik perlu memahami apa yang dimaksud oleh Erick terkait proses bisnis. Apalagi bagi mereka yang berada dalam ekosistem bisnis. Memahami proses bisnis (business process) sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui risiko yang akan dihadapi. Harusnya kita punya database proses bisnis yang bisa mengidentifikasi risiko. Ini untuk melakukan mitigasi risiko di perusahaan.

Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tetapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan.

Ada 12 kategori proses bisnis yakni visi dan misi, desain dan mengembangkan produk atau jasa, pemasaran dan penjualan produk atau jasa, membuat dan mengantarkan produk atau jasa, mengelola pelayanan kosumen, membangun dan mengelola sumberdaya manusia.

Disamping itu juga, mengelola teknologi informasi dan pengetahuan, mengelola sumber daya keuangan, mendapatkan, membangun dan mengelola properti, mengelola kesehatan dan keamanan lingkungan, mengelola hubungan eksternal, dan mengelola perbaikan dan perubahan.

Membangun kultur dalam sebuah proses bisnis di perusahaan adalah yang paling rumit.Kultur harus dibangun di kantor pusat hingga anak-anak perusahaan. Kalau tidak, akan kerja sendiri-sendiri. Anak-anak perusahaan memiliki kultur yang paling tertib. Namun di kantor pusat ada tantangan dalam menetapkan kebijakan dan standarisasi.

Proses bisnis itu taruhannya pada kebijakan di bawahnya. Sedangkan pejabat di kantor pusat atau satu tingkat di bawah direksi adalah yang menyempurnakan kebijakan-kebijakan.

Kantor pusat itu pekerjaannya kebijakan atau thinker. Kerjanya mikir sebenarnya. Strategi utama kantor pusat itu parenting dan harus punya pegangan atau acuan. Sebuah kantor pusat yang belum terbangun sistem dan proses bisnisnya. Begitu ganti pejabat struktural, knowledge-nya kabur. Sedangkan pejabat yang baru menggantikan setidaknya butuh waktu minimal 8 bulan untuk mempelajari kebijakan yang ada.

Proses bisnis yang paling tertib dan maturitas tinggi adalah bagian keuangan. Pasalnya, di bagian ini tingkat pengawasannya banyak. Ia mencontohkan, perusahaan seperti BUMN banyak yang mengawasi. Seperti dari kejaksaan, kepolisian, BPKP, BPK, Inspektorat dan sebagainya.

Proses bisnis yang kompleks dapat diuraikan menjadi beberapa subproses, yang memiliki atributnya sendiri tetapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan bisnis secara keseluruhan. Analisis proses bisnis biasanya mencakup pemetaan atau pemodelan proses dan sub-proses hingga ke tingkat aktivitas / tugas. Proses dapat dimodelkan melalui sejumlah besar metode dan teknik. Misalnya, Notasi Pemodelan Proses Bisnis adalah teknik pemodelan proses bisnis yang dapat digunakan untuk menggambar proses bisnis dalam alur kerja yang divisualisasikan.

Sementara proses penguraian menjadi jenis dan kategori proses dapat berguna, kehati-hatian harus dilakukan dalam melakukannya karena mungkin ada persilangan. Pada akhirnya, semua proses merupakan bagian dari hasil yang sebagian besar bersatu, salah satu dari "penciptaan nilai pelanggan." Tujuan ini dipercepat dengan manajemen proses bisnis, yang bertujuan untuk menganalisis, meningkatkan, dan memberlakukan proses bisnis.