Pengamat: Pidato Jokowi Bawa Angin Segar Perubahan

Pengamat Politik dari Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah menilai, Pidato Presiden Joko Widodo dalam Visi Indonesia yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Minggu (14/7), malam tadi, telah membawa optimisme akan perubahan negara.

Pengamat: Pidato Jokowi Bawa Angin Segar Perubahan

MONITORDAY.COM - Pengamat Politik dari Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah menilai, Pidato Presiden Joko Widodo dalam Visi Indonesia yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Minggu (14/7), malam tadi, telah membawa optimisme akan perubahan negara. 

Menuju dia, beberapa poin yang disampaikan Jokowi, jika bisa diimplementasikan dalam satu periode kedepan, maka akan berpotensi memembawa Indonesia ke gerbang kemajuan. 

"Secara keseluruhan, pidato Presiden membawa angin segar perubahan, andai saja sepanjang lima tahun ke depan benar-benar terjadi, bukan tidak mungkin Indonesia sangat maju dan sejahtera," tutur Dedi, dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/7).

Dedi menguraikan tiga poin yang disampaikan dalam pidato Jokowi semalam, yaitu terkait infrastruktur, sumber daya manusia, dan persatuan Indonesia. Pertama, terkait pembangunan, menurut dia, ide Jokowi menghubungkan infrastruktur dengan sumber ekonomi khusus cukup baik, dan itu menurutnya yang diperlukan negara dengan kondisi kepulauan di Indonesia.

"Semangat kinerja presiden menjadi sinyal, bahwa kabinet 5 tahun mendatang akan ada perubahan, bisa jadi akan lebih banyak di isi tokoh-tokoh baru, atau setidaknya tokoh dengan kapasitas menonjol diantara lainnya," sambungnya.

Kemudian terkait SDM, menurut dia, Presiden memahami kebutuhan SDM Indonesia saat ini, juga paham bahwa banyak anak bangsa potensial tidak ada di Indonesia, untuk itu presiden menyinggung diaspora, ini penanda baik, presiden berupaya menarik banyak anak bangsa untuk kembali berkontribusi langsung pada negara.

"Juga semangat beliau membangun SDM bahkan sejak dini, pengutamaan talenta menjadi hal baru, di mana sejauh ini lebih fokus pada pendidikan non talented," lanjut dia. 

Sementara terkait persatuan Indonesia, Jokowi dinilai menyampaikan hal yang cukup normatif, tidak ada ide berbasis kebijakan bagaimana membangun indonesia tanpa diskriminasi, baik terkait keberagaman kultur, agama maupun terkait disabilitas. 

"Hanya saja, presiden berhasil membawa kesadaran warga negara bahwa kesatuan lebih utama dibanding hal lain," ujar Dedi.

Ia menilai, secara keseluruhan, performa presiden dalam menyampaikan pidato Visi Indonesia cukup bagus, baik intonasi maupun pilihan kata yang digunakan sepanjang pidato. Serta dari sisi komunikasi politik dinilai sangat baik, adanya relasi antara momentum dan konten.