Peneliti UGM Sebut Efektifitas PPKM Darurat Jawa-Bali Bervariasi

MONITORDAY.COM - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali merupakan ikhtiar pemerintah guna menurunkan lonjakan positif covid-19 di Indonesia. Masuknya virus varian baru yakni jenis Delta membuat penyebaran virus covid-19 kian tak terkendali.
Secara umum, pemberlakuan PPKM darurat selama satu minggu tampak memang berhasil mengurangi aktivitas masyarakat di ruang publik.
Akan tetapi, ketika data aktivitas masyarakat di ruang publik di breakdown ke tingkat provinsi, sesungguhnya penurunan aktivitas sangat bervariasi, bahkan ada peningkatan di berbagai area tertentu. Hal itu diungkapkan dari hasil riset Institute For Policy Development, Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (DMKP) Fisipol UGM, berjudul "Catatan Setengah Jalan PPKM Darurat" yang dipublikasikan pada Kamis (15/7/2021).
Riset yang tergolong big data tersebut menggunakan sumber data dari google mobility, google trend, serta dari machine learning: similarweb, berhasil mengungkapkan peningkatan aktivitas masyarakat di area rumah paling tinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur. Sementara peningkatan paling rendah terjadi di Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Jawa Barat (Jabar), dan Banten.
Salah satu dari tim peneliti, Cahyani Widi mengungkapkan, PPKM Darurat berhasil meningkatkan aktivitas masyarakat Jawa Timur di area rumah sebanyak 2,71 persen. Sedangkan di wilayah Jateng, Jabar, dan Baten, PPKM Darurat hanya berhasil meningkatkan aktivitas masyarakat di area rumah sebanyak kurang dari 1 persen.
"(Alhasil, PPKM Darurat terlihat) berjalan kurang efektif di Jateng, Jabar, dan Banten (jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya)," jelas Widi.
Lalu, dengan adanya PPKM Darurat, aktivitas masyarakat di tempat kerja juga terlihat mengalami penurunan yang cukup siginifikan.