Pemprov DKI Jakarta Luncurkan Program Gerakan Guru Cerdas

Pemprov DKI Jakarta Luncurkan Program Gerakan Guru Cerdas
Ilustrasi/ Net

MONITORDAY.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan Gerakan Guru Cerdas. Adapun program itu bertujuan untuk melatih para guru dan tenaga kependidikan dalam menghadapi pembelajaran tatap muka terbatas yang akan berlangsung pertengahan tahun ini.

Hal ini sesuai berdasarkan Surat Keputusan Bersama 4 Menteri yang beberapa waktu ini dikeluarkan.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana menjelaskan, program ini akan langsung ditangani sendiri oleh pakar pendidikan Indra Charismiadji.

Nahdiana menilai Indra adalah salah satu penggagas dari program Gerakan Guru Cerdas ini.

“Jadi untuk mutu, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta tidak ragu lagi dan langsung menangkap peluang begitu beliau melontarkan ide tersebut beberapa waktu yang lalu,” kata Nahdiana secara daring yang dipantau redaksi di Jakarta, Kamis (8/4/2021).

Nantinya para guru disiapkan untuk menghasilkan beraneka ragam portofolio siswa dalam program ini. Kemudahan, mereka akan mendapatkan sertifikat pelatihan selama 96 (Sembilan puluh enam) jam pertemuan dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

Gerakan Guru Cerdas merupakan bentuk kepedulian bersama dengan tujuan untuk membekali para pendidik di wilayah Provinsi DKI Jakarta untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan paradigma baru yaitu pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran sekaligus kompetensi dasar atau capaian pembelajarannya. 

Selain itu, ujar Nahdiana, memanfaatkan teknologi digital dalam berproses, memberikan menu yang berbeda-beda untuk setiap peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya.

Harapannya program ini dapat menumbuhkan karakter yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, mandiri, gotong-royong, bernalar kritis, komunikatif, kreatif, memahami kebhinekaan dan berwawasan global. 

“Sebuah bentuk yang paling tepat dalam model tatap muka terbatas karena tidak ada lagi guru yang berceramah saja, memberi tugas per mata pelajaran, maupun evaluasi dalam bentuk tes/ujian,” tutur Nahdiana.

Sementara itu, Kabid Madrasah Kanwil Kemenag DKI Jakarta Nur Pawaidudin mengatakan, gerakan ini sangat terbuka dan transparan. Menurutnya, siapapun pendidik di wilayah DKI Jakarta dapat ikut serta, baik di madrasah maupun sekolah.

“Tapi yang paling menggembirakan adalah gerakan ini merupakan gerakan bersama sehingga tidak membebani pihak manapun baik dari segi anggaran, waktu, maupun energi, karena seluruhnya dilaksanakan secara daring dan sangat fleksibel. Saya sudah melihat sendiri hasil kerja Pak Indra Charismiadji dalam membimbing para guru, pembelajaran menjadi menarik dan bermakna,” tutur Nur.

Lalu, pengamat pendidikan Indra Charismiadji menyebutkan, akan berbahaya jika penyelenggaraan pembelajaran tatap muka secara terbatas di bulan Juli hanya menggantungkan diri pada vaksinasi para pendidik. Pasalnya, dalam PTM terbatas nanti, model pembelajaran akan dilakukan secara daring sekaligus luring.

“Tatap Muka terbatas akan menimbulkan masalah baru karena pendidik dituntut untuk mengajar dengan 2 (dua) model secara bersamaan, yaitu daring dan luring. Sedangkan kita tahu untuk satu model daring saja para guru sangat kewalahan. Untuk itu mereka harus diberikan pembekalan pedagogi digital dan dibimbing untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan paradigma baru,” jelas Indra.