Pemerintah Perlu 'sense of crisis' Benahi Sektor Perikanan di Tengah Covid-19
Pemerintah memerlukan "sense of crisis" dalam menghadapi ancaman ketahanan pangan khususnya dari sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. Demikian disampaikan oleh Pimpinan Umum Samudranesia, Nelly Marinda dalam diskusi KOPI PAHIT via virtual zoom bertajuk ‘Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19’, Minggu (19/4/2020)

MONITORDAY.COM - Pemerintah memerlukan "sense of crisis" dalam menghadapi ancaman ketahanan pangan khususnya dari sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Pemimpin Umum Samudranesia Nelly Marinda dalam diskusi KOPI PAHIT via virtual zoom bertajuk ‘Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19’, Minggu (19/4/2020).
Menurut Nelly, sense of crisis wajib dimiliki oleh setiap kementerian dan lembaga saat terjadinya pandemi Covid-19 ini. Namun karena bidangnya berada di kelautan dan perikanan, Nelly hanya menyoroti seputar tupoksi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saja utamanya.
“Pemerintah (KKP) harus punya sense of crisis untuk membenahi sektor kelautan dan perikanan kita. Karena ini penting, menyangkut ketahanan pangan dan protein kita di tengah pandemi ini,” ujarnya
Pemerintah saat ini, kata Nelly, seperti tidak siap dalam menghadapi wabah Covid-19 ini dari berbagai aspek. Akhirnya semua terlihat seperti ‘kebakaran jenggot’.
Wartawan senior yang juga menjadi praktisi perikanan ini tahu persis beberapa permasalahan yang terjadi dalam lingkup logistik perikanan. Ia berharap KKP lebih memiliki inovasi dan terobosan dalam merapihkan alur logistik perikanan nasional saat ini.
“Dalam menghadapi pandemi ini kita memerlukan kebijakan yang tidak kaku tanpa melanggar peraturan yang ada. Jadi kebijakan itu fleksibel yang memberikan dampak semangat terus bangkit,” tegasnya.
Ia pun mengapresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh KKP terutaman Ditjen Perikanan Tangkap, misalnya dalam mempermudah perizinan usaha. Kemudian mengupayakan stimulus kepada nelayan dan dukungan sektor logistiknya.
‘Pemerintah juga harus mempercepat untuk benahi dan revisi regulasi karena revisi Permen belum keluar hingga saat ini, dan ini dapat menghambat sektor riil perikanan kita,” tandasnya.
Indonesia sebagai negara yang juga tengah berjuang menghadapi pandemi Covid-19 ini, krisis pangan turut menghantui kehidupan masyarakat kita beberapa bulan ke depan.
Sementara itu, CEO Monday Media Group, Muchlas Rowi yang sering disapa Kang Rowi ini menilai paparan narasumber sangat produktif dan mampu mengurai permasalahan khususnya pertanian dan perikanan.
" Banyak manfaat yang sudah kita dapatkan dari diskusi ini," pesannya.
Lanjut Kang Rowi, dengan adanya wabah covid-19, keluhan utama masyarakat ialah bagaimana menyambung hidup sehari-hari untuk keperluan pemenuhan pangan.
" Kita harus optimis, meski derap ekonomi saat ini mandek di berbagai sektor yang mengakibatkan ekenomi lesu namun pemerintah sudah lakukan berbagai upaya maksimal. Misalnya saja ragam kebijakan stimulus ekonomi khususnya penguatan pangan." ucapnya.
Komisaris Independen Jamkrindo ini juga memandang upaya Presiden Joko Widodo yang terus melakukan monitoring ketahanan pangan juga perlu diapresiasi.
"Pak Joko Widodo ini sangat concern dengan kondisi petani dan nelayan. Presiden sangat memprioritaskan mereka agar tetap mendapat garansi untuk mengakses berbagai pelayanan yang menjadi haknya, terutama akses terhadap pangan," pesannya.
Kang Rowi kembali mengapresiasi para narasumber yang sudah berpartisipasi diskusi KOPI PAHIT. Diantaranya ialah Dirjen Perikanan Tangkap KKP (Zulficar Mochtar), Rektor Institut Pertanian Bogor (Prof Dr, Arif Satria) Pimpinan Umum Media Samudranesia (Nelly Marinda S), Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM (N. Riza Damanik, PhD), Ketua Dewan Nasional Konsorsium Pembaruan Agraria (Iwan Nurdin), Ketua Harian KNTI (Dani Setiawan), dan Chief Economist & Strategy – Indeks Komoditas Indonesia (Dr. Harry Patria).
Perlu diketahui, diskusi virtual ini dikemas dengan santai, sebagai bentuk upaya Monitorday.com, jaringan Monday Media Group mendukung gerakan #dirumahsaja #socialdistancing #physicaldistancing #dukungpemerintah dan #patuhiPSBB.