Pemerintah Diminta Pastikan Anak Yatim Piatu Korban Covid-19 Dapatkan Bantuan

Pemerintah Diminta Pastikan Anak Yatim Piatu Korban Covid-19 Dapatkan Bantuan
Komisioner Komisi Perlindungan AnakIndonesia (KPAI), Retno Listyarti/ Istimewa.

MONITORDAY.COM - Komisioner Komisi Perlindungan AnakIndonesia (KPAI), Retno Listyarti meminta pemerintah memastikan anak-anak yang kehilangan orangtua atau menjadi yatim atau piatu, dan yatim piatu akibat Covid-19 mendapatkan bantuan seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), maupun Program Keluarga Harapan (PKH).

Selain itu, ia juga berharap agar anak-anak tersebut tidak disulitkan dalam proses administrasinya saat mendaftarkan bantuan-bantuan pemerintah.

"Anak-anak yang kehilangan orangutan karena Covid-19 harus dipastikan mulai APBN maupun APBD tahun 2022 diikutsertakan atau mendapatkan seluruh bantuan dalam program-program tersebut dengan cara yang tidak bertele-tele administrasinya, cukup surat keterangan kematian orangtuanya dan kartu keluarga yang sudah di perbaharui, dimana anak-anak tersebut tercantum namanya," kata Retno dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Jumat (20/8/2021).

Menurut dia, KIP perlu diberikan untuk menjamin pemenuhan hak atas pendidikan anak-anak tersebut minimal sampai jenjang SMA/sederajat.

Lalu, Kartu Indonesia Sehat untuk menjamin pemenuhan hak atas kesehatannya, karena mustahil anak-anak itu harus membayar BPJS setiap bulannya.

Selanjutnya, PKH dibutuhkan untuk jaminan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-sehari, yaitu makanan bergizi untuk tumbuh kembang anak-anak tersebut.

Selain itu, Retno pun mendorong aparat desa atau RT/RW setempat membantu anak-anak yang kehilangan orangtua akibat pandemi mengakses sejumlah bantuan dari pemerintah, terutama bagi mereka yang belum mendapatkan bantuan.

"Aparat desa atau kelurahan, RT/RW harus tergerak membantu admintrasi dan pendataan anak-anak tersebut. Bantu anak-anak tersebut atas nama kemanusiaan, bayangkanlah kalau anak-anak Anda sendiri yang mengalaminya, Gunakan nurani dan mata hati kita," tuturnya.

Lebih lanjut, Retno menjelaskan, sejumlah daerah maupun Kementerian Sosial (Kemensos) sudah mulai menyampaikan data anak-anak yang kehilangan salah satu atau kedua orangtuanya karena Covid-19 kepada publik.

Dari data yang dihimpunnya, Retno menyebut sejumlah daerah yang telah mendata diantaranya merupakan Jawa Tengah ada sekitar 7.756 anak, Jawa Timur memperkirankan ada 7.000, dan Kota Depok mengumumkan sekitar 870 anak kehilangan orangtuanya karena Covid-19.

Sementara, ia mengatakan, Kemensos merilis data nasional yang angkanya baru 11.045 per 20 Juli 2021.

Maka dari itu, Retno pun mendorong perlu ada sinergi dan koordinasi pendataan secara berkesinambungan terhadap anak korban kehilangan orangtua di masa pandemi Covid-19 di seluruh Tanah Air.

"Bisa dimotori oleh Tim Gugus Tugas Covid Nasional yang berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait, Pemuktahiran data secara berkesinambungan sangat diperlukan agar segera menjangkau dan membantu anak-anak yang kehilangan orangtuanya karena Covid-19," jelasnya.