Pemberantasan Illegal Fishing dan Strateginya saat Pandemi Covid-19
“Saya lebih menekankan dari aspek teknologi dan bagaimana kita bisa menguraikan industri perikanan. Kenapa saya sampaikan seperti fenomena gunung es? Saya yakin kalau misalkan kita lihat dari trend data yang sudah kita observasi, yang namanya illegal fishing ini bukan barang baru.

MONITORDAY.COM - Meskipun di era pandemik, industri maritim kita itu selalu Jaya dan berkembang terus. Terlebih jika dilihat dari aspek, bagaimana kita bisa mengembang industri maritim, sehingga kegiatan yang di lakukan itu tidak hanya dari sisi pengawasan dan penindakan juga tidak hanya untuk focus menenggelamkan kapal saja.
Demikian yang dikatakan oleh, Dr. Harry Patria dari Strategy Indeks Komoditas Indonesia. Ketika mengisi acara diskusi virtual yang disajikan oleh Kopi Pahit dengan tema “Pemberantasan Illegal Fishing di Tengah Pandemi Covid-19”, di Jakarta, Jumat (15/5/2020).
“Kalau misalkan kita lihat dari perspektif strategi, ini seperti seolah-olah ada fenomena gunung es. Jadi kalau misalkan aspek penindakan dan pengawasan itu memang penting sekali, Saya bukan mengatakan itu tidak penting, tapi saya lebih menekankan arti dari sisi aspek geografi, geopolitik dan adanya industrialisasi” paparnya.
Lanjutnya, kita selama ini hanya melakukan dari di sisi permukaan nya, seperti bagaimana kita melakukan penindakan pengawasan, kemudian geografis kita yang luas dan isu geopolitik. Disisi lain, untuk mengkonter dari aspek strategi, kita harus melakukan informan, dan policy reform yang sudah dan akan terus dilakukan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan.
“Saya lebih menekankan dari aspek teknologi dan bagaimana kita bisa menguraikan industri perikanan. Kenapa saya sampaikan seperti fenomena gunung es? Saya yakin kalau misalkan kita lihat dari trend data yang sudah kita observasi, yang namanya illegal fishing ini bukan barang baru. Mulai dari bergantinya pemerintahan kemudian ganti periode segala macam kejadian itu masih terus berlangsung” tutur pakar milenial ini.
Ia juga menjelaskan, bahwa ‘PR’ bangsa kita yaitu kita kurang mengoptimalkan sumber daya perikanan untuk perekonomian. Kalau misalkan kita melihat data Sebelumnya, kenapa Vietnam sama Filipina itu begitu masif melakukan illegal fishing, karena memang secara perkembangan ‘fish production’ dan industrialisasi untuk perikanan mereka cukup meningkat secara grup dari tahun ke tahun.
Kendati demikian, Indonesia juga mengalami peningkatan tapi kalau misalkan dari konsumsi per kapita dan bagaimana Iptek terhadap perekonomian, itu yang menjadi isu dan PR kita selama ini sehingga saya masuk dari perspektif yang lain. Bagaimana kita juga harus mendorong nelayan kita dan juga industri perikanan, sehingga bisa memaksimalkan sumber daya yang luar biasa di negeri kita.
“Harusnya menjadi sumber keunggulan, kita sudah diberi kekayaan yang luar biasa. Kemudian kita kurang meng-explore. Dan kita hanya lebih sibuk untuk mengurusi hal-hal yang di permukaan, meskipun itu penting tapi dari aspek lain kita juga harus mengkonter dari sisi teknologi” tegasnya.
Kita juga harus mengoptimalkan artifisial intelijen dengan drone integrasi. Jadi kuncinya adalah integrasi. Kita melakukan hal itu bisa menekan biaya sampai 500 sampai 700 KM. Ia melihat meskipun teknologi itu kita bisa lakukan tapi yang namanya pencuri, itu mereka juga bisa mendapatkan teknologi yang lebih canggih dibandingkan kita.
“Oleh sebab itu, bisa dikatakan sebagai market capability, bisa didapatkan di pasar. jadi para pemain itu bisa mendapatkan di pasar. Sementara ada aspek lain yang mereka nggak bisa dapatkan di pasar, kalau misalkan kita mengembangkan industri perikanan. Kemudian memberikan pembekalan kepada nelayan kita, sehingga masyarakat kita sendiri yang bisa mengoptimalkan dan bahkan mereka menjadi bagian dari pengawasan juga, untuk aktivitas-aktivitas illegal fishing” pungkasnya.