Patut Dicontoh, Ini Tips Jitu WNI di Korsel yang Selamatkan Keluarganya dari Wabah Covid-19
Selama kita para suami/pekerja berada di luar rumah, asumsikan diri Anda sudah terkontaminasi dengan virus, bakteri, dan zat berbahaya lainnya. So, jangan langsung kontak dengan keluarga anda (peluk, cium, dsb).

MONITORDAY.COM - Saat ini Virus Corona alias Covid-19 menjadi momok yang menakutkan bagi setiap orang di dunia. Selain keberadaannya yang tak kasat mata, virus ini merebak begitu cepat dan mematikan. Tak pandang bulu dan tak kenal waktu, virus ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja ia mau.
Sampai detik ini, tak ada yang tahu pasti bagaimana cara kerja penyebaran virus ini. Ditambah lagi, belum ditemukan pula penawarnya. Maka jangan heran jika ketakutan dan kecemasan melanda di dada. Masyarakat harap-harap cemas sambil terus melakukan ikhtiar yang tak seberapa. Sebab tak hanya soal menjaga diri tapi juga menjaga sanak family dan keluarga.
Pelajaran berharga yang dapat dipetik dari virus corona sejatinya adalah kesadaran. Ya, kesadaran manusia untuk membiasakan hidup bersih dan disiplin. Dua kesadaran ini menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam melakukan apa yang disebut sebagai self isolation selama #dirumahaja.
Seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Pranda yang saat ini tinggal di Seoul, Korea Selatan membagikan tipsnya dalam mencegah wabah Covid-19. Mahasiswa S3 ini juga berbagi cerita dan pengalaman bagaimana ia menjaga keluarga kecilnya di saat Covid-19 menyerang Korea Selatan.
Berikut cerita lengkapnya yang diterima monitorday.com :
Assalamualaikum Wr Wb.
Saya Pranda, saya sudah 1 tahun tinggal di Seoul, Korea Selatan. Qadarallah, Korea Selatan menjadi salah satu epicentrum dari covid-19 per Februari kemarin. Secara matematis, tempat saya tinggal sudah 2 bulan lebih dulu terkena covid-19 dibanding Indonesia.
sekedar informasi,
saya juga tidak mendapatkan izin untuk berkerja di rumah, kebetulan saya adalah mahasiswa s3. So, saya harus ke kampus menggunakan transportasi publik setiap harinya.
Saya ingin nge-share cara saya pribadi menjaga diri saya sendiri dan keluarga kecil saya dari covid-19, silahkan dicek ya..
1. Gunakan Masker! dengan langkanya masker hari ini, saya menyarankan untuk menggunakan masker tipe apapun. saya berpandangan bahwa _"lebih baik menggunakan yang jelek, daripada gak pake sama sekali"._
Saya pribadi, menggunakan 2 lapis masker. lapis pertama, saya menggunakan masker kain dan masker berikutnya baru saya gunakan masker yg disposable.
saya menggunakan masker pada saat kerja setiap harinya. dicopot cuman pas gak nyaman, mau makan/minum, dan mau sholat. Untuk mencuci masker kain, saya menggunakan air super panas kemudian dikucek dengan sabun antiseptik.
2. Pastikan untuk minum suplemen dan vitamin setiap hari. Saya minum vitamin C dan vitamin D, madu untuk menjaga imun tubuh saya. ketiga ini saya minum dalam berbeda waktu, sarapan, lunch, dan makan malem.
3. Wajib untuk sarapan dan minum-minuman berbahan jahe. Beberapa dari kita ada yg terbiasa utk ga sarapan. tapi kali ini, saya menyarankan selalu mengedepankan untuk menjaga kondisi badan pada kondisi terbaiknya setiap hari dengan sarapan.
4. Pada saat berangkat ke kampus, saya akan memilih bis yang relatif sepi (kurang dari 10 orang). dan setiap saya turun bis, saya pastikan tangan saya sudah diusap dengan handsanitizer.
5. Pas sampai di kampus, saya langsung cuci tangan pake sabun dan menyemprot badan saya dengan disinfectant. setelah itu saya wudhu dan sholat dhuha.
6. Pastikan untuk makan makanan yang HALAL, BERSIH, HIGIENIS, dan SEHAT dengan membawa bekel sendiri. Dalam kasus saya, saya ajak teman-teman 1 lab untuk mengorder makanan di istri saya, sehingga asumsi saya, mereka pun bisa mendapatkan makanan yang higienis, bersih, sehat, dan insya Allah halal.
Perlu banget dicatet bahwa dalam keadaan outbreak, menolong dan menjaga satu sama lain itu PENTING BANGET. gada gunanya juga, kalau kita sudah jaga diri sebaik-baiknya, eh tapi sekitar kita malahan sebaliknya.
Di Lab kamipun satu sama lain saling ngingetin untuk jaga kebersihan, cuci tangan, dan menjaga personal hygiene.
7. Untuk teman-teman yang bertanya _"kapan waktunya untuk mencuci tangan/handsanitizing?",_ saya pribadi biasanya sebelum dan sesudah makan; setelah bersin; dan setelah dari toilet.
8. Perlu diingat bahwa saya ga dapet izin untuk 'work from home'. nah selain melakukan social distancing di bus, saya juga membatasi ruang gerak saya dengan hanya RUMAH-KAMPUS saja, gak kemana-mana lagi, gak makan di resto-resto, dst. terhitung sudah hampir 2 bulan keluarga kecil kami hanya di rumah.
Saran saya, berikan udzhur sebanyak-banyaknya untuk istri dan anak. dibutuhkan fiqh yang bersifat 'darurat' di saat seperti ini
9. PERLU DIPERHATIKAN bahwa selama kita para suami/pekerja berada di luar rumah, asumsikan diri anda sudah terkontaminasi dengan virus, bakteri, dan zat berbahaya lainnya. So, jangan langsung kontak dengan keluarga anda (peluk, cium, dsb).
Nah, saya pribadi punya saran seperti ini:
1. pertama tama, jangan masuk rumah terlebih dahulu.
2. minta tolong istri/anak anda untuk menyemprotkan disinfektan ke seluruh badan, jaket, baju, celana panjang, even topi anda.
3. kemudian, seluruh pakaian langsung masukkan ke mesin cuci dan langsung cuci. saya selalu mencuci baju saya 1x sehari selama outbreak ini.
4. terakhir, saya langsung mandi dan wudhu selama 5-10 menit
5. akhirnya! saya bisa peluk anak dan istri saya.
10. yang saya pelajari di sini adalah outbreak ini bener-bener akan menguji daya tahan, kenyamanan dan kesabaran kita semua. perlu diingat sekali lagi, bahwa yang bosan bukan hanya anda, tapi seisi rumah akan mengalaminya.
Menyibukkan diri adalah cara tersimpel untuk melupakan kebosanan. Saya melihat bahwa outbreak ini adalah waktu tepat untuk terkoneksi kembali dengan keluarga inti, bermain main dengan anak, membersihkan, membuat masakan bersama dan merubah tata letak rumah.
Untuk yg belum menikah, mungkin menamatkan game, membaca buku, menonton film adalah cara terbaik untuk membunuh kebosanan.
11. Saya pengen mengutip apa yg pak dubes indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, sampaikan kepada kita-kita di sini:
"Outbreak itu BUKAN seperti lomba sprint 100 m, yang dimana yang paling cepat yang menang. Tapi sebaliknya, Outbreak lebih mirip dengan marathon, yang memiliki daya tahan dan kerja sama yang paling baiklah pemenangnya".
12. last but not least, saya cuman mengikuti apa-apa yg Islam ajarin ke saya. pastinya kita harus MENERIMA dan IKHLAS bahwa akan ada cara hidup baru setelah covid-19 mewabah. Kemudian usahakan sebaik-sebaiknya untuk melakukan preventif disertai sholat-doa-dzikir pagi petang.
Akhirnya, barulah Tawakkal-nya dipakai..
bukan sebaliknya. May Allah ArRahman protects us all..