Pakar Komunikasi: Pernyataan Benci Produk Asing Harus Dimaknai Secara Holistik

Pakar Komunikasi: Pernyataan Benci Produk Asing Harus Dimaknai Secara Holistik
Foto/net

MONITORDAY.COM - Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing memberi tanggapan terkait pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal 'benci produk luar negeri'  yang mengemuka menjadi perbincangan publik.

Menurut dia, narasi yang diungkapkan Presiden tersebut harus dimaknai secara holistik supaya maknanya dapat ditangkap bahwa benci tidak berarti anti terhadap produk luar negeri.

"Kita sebagai warga negara agar lebih menangkap makna holistik dari sebuah atau beberapa narasi daripada makna harafiah. Dengan demikian, ruang publik menjadi lebih tercerahkan," kata Emrus, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/3/2021).

Menurut Emrus, makna dari diksi benci harus dilihat dari keseluruhan susunan kata sebelum dan sesudah munculnya kata itu.

Selain itu, harus juga kontekstual serta mengkorelasikan dengan seluruh simbol non-verbal yang menyertai diksi "benci" itu sendiri.

"Misalnya intonasi suara dan ekspresi wajah Presiden pada saat itu. Bahkan termasuk pandangan beberapa pembantu Presiden yang menyusul berikutnya, utamanya respon dari Menteri Perdagangan yang mengatakan, mengaku salah," ungkap Emrus.

Karena itu, kata Emrus, merujuk pada rangkaian kata sebelum dan sesudah diksi benci dan seluruh rangkaian simbol non-verbal yang menyertainya, dari sudut konotatif, diksi benci dapat dimaknai menomor duakan produk luar negeri daripada produk dalam negeri.

Dengan kata lain, lanjut dia, jika suatu barang dan jasa tertentu dari produk dalam negeri belum tersedia dan atau belum memenuhi kebutuhan, maka boleh memakai produk luar negeri.

"Barang dan jasa produk luar negeri telah tersedia dan atau memenuhi kebutuhan, baik dari segi efisiensi dan efektifitasnya, maka masyarakat baru membeli dan atau menggunakan produk barang serta jasa dari luar negeri. Misalnya, vaksin Covid-19," kata Emrus Sihombing. 

Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam Pembukaan Rakernas Kementerian Perdagangan Tahun 2021, meminta agar Kemendag menyusun kebijakan dan strategi untuk mengembangkan produk lokal dalam negeri. 

Hal tersebut dikatakan presiden karena menurutnya di banyak pusat perbelanjaan Indonesia justru lebih banyak yang menjual produk-produk luar negeri. 

"Pusat perbelanjaan, mal, harus terus didorong dari Jakarta sampai ke daerah, dorong untuk memberikan ruang bagi produk-produk Indonesia khususnya UMKM," kata Presiden. 

Karena itu, dalam kesempatan itu, Presiden pun meminta agar ajakan untuk cinta produk-produk dalam negeri terus digaungkan. 

"Bukan hanya cinta tapi benci. Cinta barang kita, benci produk dari luar negeri. Sehingga betul-betul masyarakat kita menjadi konsumen yang loyal, sekali lagi, untuk produk-produk Indonesia," kata Presiden Jokowi.