Mundurnya Perdana Menteri Shinzo Abe Picu Gejolak Ekonomi Jepang

Prospek pengunduran diri Abe telah memicu kekhawatiran di kalangan investor di negeri sakura.

Mundurnya Perdana Menteri Shinzo Abe Picu Gejolak Ekonomi Jepang
Shinzo Abe/ Istimewa

MONITORDAY.COM - Kabar pengunduran diri Shinzo Abe sebagai Perdana Menteri (PM) Jepang berdampak pada sektor finansial Negeri Sakura. Pasar saham Jepang pun dikabarkan anjlok pasca kabar tersebut.

Mengutip Financial Times, Jumat (28/8/2020), setelah media Jepang mengabarkan rencana Abe mundur karena kesehatannya yang memburuk. Indeks Topix Tokyo diberitakan turun sebanyak 1,5% dalam perdagangan Jumat sore waktu setempat.

Prospek pengunduran diri Abe telah memicu kekhawatiran di kalangan investor bahwa program kebijakan moneter dan fiskal khasnya, Abenomics akan berakhir ketika dirinya tak lagi menjabat sebagai PM.

"Ini mungkin bukan hal yang baik sama sekali. Kita bisa mendapatkan orang-orang yang bertanggung jawab sepenuhnya," kata Nicholas Smith, ahli strategi ekuitas Jepang di CLSA.

Dia menambahkan bahwa pasar kemungkinan akan bereaksi buruk terhadap kembalinya ke politik Jepang yang disebut 'revolving door', dalam dua dekade sebelum Abe mengambilalih kekuasaan pada akhir 2012.

Namun pemadangan berbeda diperlihatkan dari currency value, yakni mata uang Jepang, yen menguat setelah kabar Abe akan mengundurkan diri karena masalah kesehatan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (28/8/2020), mata uang Negeri Sakura naik 0,4% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 106,11/US$.

"Abenomics mungkin memiliki pandangan yang berbeda, tetapi fakta bahwa mereka mengajukan kebijakan yang jelas untuk keluar dari deflasi adalah hal yang positif untuk pasar ekuitas," kata Hiroshi Matsumoto, kepala investasi Jepang di Pictet Asset Management.

"Ini bukan akhir dunia bagi ekonomi Jepang, tetapi kami tidak dapat melihat dengan jelas siapa penerusnya. Dan ada pertanyaan tentang seberapa jauh kebijakan Abenomics akan diterapkan," lanjutnya.

Namun, jika Abe digantikan oleh Suga atau mantan menteri luar negeri Fumio Kishida, kebijakannya menurut para analis akan berlanjut.

Masahiro Ichikawa, ahli strategi senior di Sumitomo Mitsui DS Asset Management Co. di Tokyo mengatakan menguatnya yen mengejutkan pelaku pasar karena tidak diperkirakan terjadi hari ini.

"Yen bisa memperpanjang kenaikan ketika lebih banyak pemain luar negeri memasuki pasar. Tetapi kemajuan akan terbatas karena pasar mengharapkan kebijakan stimulus fiskal dan moneter Jepang saat ini akan dipertahankan di tengah krisis virus Corona tidak peduli siapa yang berhasil setelah Abe," lanjut dia.