MUI Targetkan 300 Dai Terstandarisasi di 2021

MUI Targetkan 300 Dai Terstandarisasi di 2021
Gedung kantor MUI Pusat/Net

MONITORDAY.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus melanjutkan standardisasi dai untuk memenuhi target 300 dai di tahun ini. Komisi Dakwah MUI, pada Senin (11/10), kembali menggelar standardisasi dai angkatan ke-5 secara offline di Gedung MUI Pusat, Jakarta. 

Ketua Komisi Dakwah MUI, KH. Zubaidi menyampaikan, belakangan ini terdapat kegamangan dari penyelenggara dakwah baik yang formal maupun informal dalam mencari dai. 

Kegamangan yang dimaksud Kiai Zubairi terletak pada kekhawatiran dai yang dipilih tidak memiliki kompetensi yang diharapkan. 

Tujuannya, menyatukan persepsi para dai. Selain itu, para dai hasil kegiatan itu akan tertempa kompetensinya sebagai pendakwah. 

“Standardisasi ini, memberikan keterjaminan kepada alumninya sudah memiliki standar kompetensi sebagai dai,” ungkapnya, diktutip dari keterangan tertulis. 

Adapun standar yang dimaksud adalah kompetensi konten keislaman dan isu-isu Islam kontemporer, juga moderasi dan paham kebangsaannya. 

Menurut Kiai Zubaidi, kompetensi kebangsaan menjadi point yang sangat penting dalam standardisasi ini, karena MUI telah memutuskan bentuk negara NKRI dengan pancasila sebagai dasar negara sudah final. 

“MUI mengharapkan para dai bisa menyampaikan konten-konten yg benar sesuai dengan syariat Islam, dan tidak melanggar koridor kebangsaan kita,” jelasnya. 

Kiai Zubaidi menambahkan, disamping standar kemampuan dai, kegiatan angkatan 5 ini dilakukan sebagai sarana silaturahim sesama dai antar wilayah. 

Bahkan kata Kiai Zubaidi, dengan kegiatan ini, tidak akan ada persepsi masyarakat yang menganggap komunikasi antar dai yang berasal dari latar belakang ormas yang berbeda tidak terjalin baik. Bahkan, persepsi masyarakat soal para dai terbelah akan memudar. 

“Diharapkan dengan standardisasi ini komunikasi dan silaturahim antar dai dari berbagai ormas Islam berjalan dengan baik. Sehingga dakwah dapat berjalan efektif dan tujuan dakwah dapat terealisasi,” demikian Kiai Zubaidi.