Hidayat Nur Wahid : Jangan Lupakan Jas Hijau
Membenturkan Pancasila dan Islam adalah salah satu narasi yang hendak memecah belah kesatuan Bangsa Indonesia

MONITORDAY.COM - Milad Muhammadiyah ke-107 bagi Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Bandung dirasakan spesial. Milad diisi dengan Sosialisasi Empat Pilar MPR-RI bersama Wakil Ketua MPR-RI, Muhammad Hidayat Nur Wahid.
Sosialisasi Empat Pilar MPR-RI berusaha memberikan pandangan yang murni terhadap Pancasila. Salah satunya dengan menegaskan bahwa penafsiran Empat Pilar tidak bisa dilepaskan dengan sejarah dan dinamika lahirnya Pancasila. Para ulama dengan kebesaran hati mereka, mendorong agar semua elemen bangsa menerima Pancasila dijadikan sebagai dasar Negara dengan memantapkan sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Kalau Pancasila sengaja dibenturkan dengan agama yang dianut bangsa, Pancasila vs Islam adalah salah satu narasi yang hendak memecah belah kesatuan bangsa Indonesia. Ini adalah bentuk radikalisme sekuler" ungkap Hidayat Nur Wahid saat memberikan sosialisasi empat pilar yakni pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika kepada civitas akademika Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) yang juga dihadiri oleh Sekretaris UMBandung Setiadin, S.Pd., S.Sos., M.AP, Anggota Komisi IX DPR RI/Fraksi PKS dr H. Dadang Sudrajat,Ketua PWM Jabar berserta pengurus, Ketua BEM-UMBandung beserta Pengurus, Lembaga Pers Mahasiswa UMbandung, Seluruh Ormawa Kampus dan sederet Pejabat UMBandung, Aula Serba Guna UMBandung, Senin (18/11/2019)
Dengan tegas, Hidayat mengatakan jangan lupa "Jas Hijau" jangan sesekali hilangkan jasa ulama. Umat islam khususnya yang terhimpun dalam organisasi besar seperti Muhammadiyah, persis dan NU adalah adalah founding fathers, lahirnya dasar negara Pancasila dan NKRI sebagai bentuk negara. Dia mengingatkan jasa-jasa para ulama seperti peristiwa saat Kota Bandung menjadi lautan api, kiprah ulama, salah satunya KH Zainal Mustofa dan sederet ulama dari Jawa Barat dengan laskar mereka yang berdarah-darah demi lahirnya NKRI.
“ Jangan lupakan itu, jangan jadi penumpang gelap disaat mereka-mereka yang berteriak pancasila namun tidak tahu sejarah Bangsa, Apalagi belum lama ini, kita dihebohkan dengan statement "membandingkan Al-qur’an dan Pancasila, parahnya lagi membandingkan Soekarno dan Nabi Besar Muhammad SAW, apa maksudnya ini, istighfar, negara ini bukan warisan nenek moyannya, tapi memaklumi pernyataan yang salah juga tidak bisa dibenarkan, maka orang-orang yang tidak bisa menjaga mulut dan tidak berilmu bisa dipastikan dihinakan baik didunia dan akhirat, Ingat! Para Ulama memekikan takbir untuk membangkitkan semangat juang melawan penjajah bukan konde apalagi nyanyian kuding-kidung” tegas Ketua MPR RI
Senator PKS dari Dapil II DKI Jakarta ini pun kembali mengajak civitas akademika UMBandung untuk melihat Ulama’ telah berjuang luar biasa dalam membangun Indonesia. Para ulama telah memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Jasa-jasanya tidak terekam banyak dalam sejarah, tetapi terbukti memberikan sumbangan sangat besar bagi NKRI.
"Jika Bung Karno mengatakan Jas Merah, “Jangan sekali-sekali melupakan sejarah”, maka kita bisa mengatakan, Jas Hijau, “jangan sekali-sekali melupakan jasa ulama" ajak Hidayat
Mengakhiri paparannya, Wakil Ketua MPR RI, mengaku bangga di tengah-tengah warga Muhammadiyah di UMBandung, sambil menatap ke peserta yang rata-rata generasi milenial, Hidayat berpesan ada pilar lain yang jauh lebih penting untuk sukses dunia akhirat, selain Empat Pilar yang dibawakannya, yakni Lima Pilar Rukun Islam dan Enam Pilar Rukun Iman yang disambut tepuk tangan peserta.
“Karena hari ini adalah momen milad Muhammadiyah ke 107, jadikanlah sebagai sebagai refleksi untuk pergerakan, anda adalah agenda dakwah untuk Indonesia yang berkemajuan karena tantangan kedepan sangat berat sehingga diperlukan kualitas sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas unggul, yakni manusia Indonsia yang berkarakter utama dan berkecerdasan tinggi dan lagi-lagi tidak lupa dengan Jas Hijau yakni jasa-jasa para Ulama, tunjukan karya dan prestasi karena itulah indikator berkemajuan” tutupnya.