Muchlas Rowi: Utang Negara Dirasakan Dampaknya Oleh Masyarakat

MONITORDAY.COM - Persoalan utang negara menjadi tema yang senantiasa hangat untuk diperbincangkan. Founder Monday Media Group Muchlas Rowi berpendapat bahwa masih banyak masyarakat yang belum paham urgensi utang negara. Hal ini menyebabkan banyak komentar nyinyir di media sosial yang berasal dari ketidakpahaman.
“Ada dua akun instagram yang saya buka berisi nyinyiran soal utang negara. Ada yang mengatakan Jokowi presiden terburuk dalam sejarah karena utang. Ada juga yang mengatakan bahwa slogan Pak Jokowi itu bukan kerja, kerja dan kerja namun utang, utang dan utang. Komentar tersebut lahir dari ketidakpahaman,” ujar Muchlas dalam sambutannya pada Diskusi Kopi Pahit Monday Media Group yang diselenggarakan secara daring pada Rabu (8/6).
Muchlas menambahkan bahwa dalam berumah tangga pun utang terkadang diperlukan. Namun yang perlu diingat bahwa utang dapat bermanfaat jika melahirkan aset. Hal ini disebut utang produktif. Sementara utang akan merugikan jika digunakan untuk barang konsumtif.
“Perlu ada informasi yang positif terkait utang negara. Sewaktu mulai membangun rumah tangga, saya membeli rumah dengan cara menyicil. Hal ini adalah contoh penerapan utang produktif yang menguntungkan karena menjadi aset. Lain halnya jika yang dibeli adalah barang konsumtif, maka ini utang yang salah,” tambahnya.
Selanjutnya, Muchlas menegaskan bahwa dalam konteks perekonomian negara, utang bukanlah barang yang haram. Bahkan mengandung manfaat untuk menambah modal pembangunan. Utang negara yang produktif juga terbukti dirasakan manfaatnya untuk rakyat.
“Dalam ekonomi, utang bukanlah barang haram. Karena utang merupakan tambahan modal untuk membangun negara. Utang pemerintah sekarang bersifat produktif. Utang negara untuk infrastruktur kita rasakan dampaknya misalnya saat mudik,” pungkasnya.