MPR Dorong Lembaga Penyiaran Perkuat Jangkauan di Wilayah 3T

Dengan kelebihan sistem digitalisasi dapat menjangkau wilayah yang lebih luas, bisa dimanfaatkan untuk menyiarkan informasi ke daerah tertinggal, terdepan dan terluar sehingga mampu memberi pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat.

MPR Dorong Lembaga Penyiaran Perkuat Jangkauan di Wilayah 3T
Wakil Ketua MPR RI, LestarI Moerdijat/ Net

MONITORDAY.COM - Wakil Ketua MPR RI, LestarI Moerdijat mendorong lembaga penyiaran memperkuat jangkauan siaran di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) dalam membangun ketahanan budaya dan ideologi bangsa.

"Dengan kelebihan sistem digitalisasi dapat menjangkau wilayah yang lebih luas, bisa dimanfaatkan untuk menyiarkan informasi ke daerah tertinggal, terdepan dan terluar sehingga mampu memberi pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat," kata Lestari dalam keterangannyaa, Selasa (24/11).

Hal tersebut dikatakan Lestari saat diskusi daring terkait Digitalisasi Penyiaran di Indonesia yang digelar Komisi Penyiaran Indonesia bekerja sama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).

Menurut prempuan yang akrab disapa Rerie itu, di era globalisasi yang membuat dunia tanpa batas dan saat ini ada indikasi lunturnya pemahaman nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat di wilayah 3T, sebab dikarenakan masih lemahnya penetrasi siaran analog di wilayah tersebut.

Lebih lanjut, Rerie menilai di wilayah 3T saat ini didominasi oleh siaran-siaran televisi negara lain.

Serangkan digitalisasi penyiaran berpotensi memperkuat dan memperluas cakupan penyiaran sehingga digitalisasi penyiaran sehingga mampu menjawab tantangan di wilayah-wilayah 3T tersebut.

Dalam tantangan tersebut, yakni masih banyak terjadi luberan informasi dari negara tetangga, potensi ekonomi yang tidak dikelola dengan baik, dan belum optimalnya infrastruktur di wilayah tersebut.

"Faktor-faktor itulah yang harus jadi pendorong kita untuk menunjukkan keseriusan membangun infrastruktur penyiaran di wilayah 3T," paparnya.

Selain itu, ia mengatakan, membangun industri penyiaran digital untuk dapat menjangkau wilayah perbatasan bukan sekadar agar siaran televisi bisa dinikmati masyarakat di wilayah tersebut dengan baik.

Sedangkan media penyiaran, memang punya kemampuan untuk menetralisir berita yang tidak benar dan cenderung menciptakan hoaks.

Kemudian, Rerie mengungkapkan, dengan tata kelola yang baik industri penyiaran digital juga diharapkan mampu mendorong pembangunan ekonomi di wilayah 3T.

Sedangkan tantangan penyiaran digital di masa datang, antara lain penguatan informasi dan konten digital sehingga mampu ikut meningkatkan rasa nasionalisme bangsa lewat konten yang mengandung nilai kebangsaan seperti nilai-nilai pada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.