MMG, Menjadi Media Alternatif dengan Narasi Positif

MMG, Menjadi Media Alternatif dengan Narasi Positif
Logo Monday Media Grup

MONITORDAY.COM - "Tak mengapa terlambat mekar, asal tidak terlambat ikut festival bunga." Demikian kira-kira argumen Muchlas M. Rowi saat mendirikan Monday Media Grup. Sebuah grup media yang berbasis online dan kini tengah merambah kanal YouTube.

Mulanya, Monday Media Grup (MMG) dirancang sebagai media konvensional berbasis cetak, di awal kehadirannya MMG memproduksi Majalah Monday yang membahas segala isu secara general, seperti Majalah Times atau Tempo yang sudah lebih dulu established.
Saat memproduksi Majalah, Muchlas Rowi bertindak sebagai Owner, tidak terlibat langsung. Setelah masa eksistensinya, Muchlas lalu mengkonversi media itu ke medium lain, membangun satu media di platform online yaitu Monitorday. Niatnya saat mendirikan MMG hanya satu; merayakan demokrasi.
Demokrasi yang diejawantahkan sebagai kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat, kebebasan bertukar informasi. Tanpa melupakan esensi demokrasi itu sendiri. Bahwa api demokrasi perlu terus hidup, tentu dengan batasan-batasan yang seimbang, tidak merugikan pihak lain.
Muchlas sadar betul kemunculan Monitorday di tengah disrupsi media dan ketatnya kompetisi yang dalam mengejar audiensi cukuplah sulit. Maka dirinya tak heran banyak media yang sangat provokatif, jauh dari prinsip-prinsip jurnalistik, dan cuma berburu klik.
"Media itu semestinya di-drive dalam konteks yang mendidik, bukan provokasi dengan bumbu-bumbu misinformasi, disinformasi, dan jauh dari kata objektif," kata Muchlas.
Terlebih saat ini fenomena media sosial sudah mengenyahkan batasan-batasan, objektivitas menjadi kabur pemahamannya. Untuk itulah, Monday Media Grup yang dirintisnya lahir, supaya dapat menjadi alternatif bagi pembaca dan khalayaknya, dengan menyajikan konten-konten bernarasi positif.
Narasi positif selalu dikedepankan, Muchlas mengaku, ceruk pembaca selalu ada. Dirinya tidak tunduk pada kekuasaan algoritma. Sampai saat ini, infografis yang dihasilkan tim-nya selalu menjadi referensi bagi para pembaca juga media lain.
Saat ini, MMG sudah mulai merambah ke segmen YouTube. Muchlas seperti bergegas agar tidak lagi terlambat ikut 'festival bunga'. Lewat Monday TV yang berisi konten teraktual, membahas ragam isu dari sisi yang menarik. Kemudian, 'Rawat Ingat' yang pertumbuhannya sangat cepat karena banyak pemerhati sejarah yang menjadi subscribernya. Rupanya banyak khalayak yang rindu akan sejarah masa lalu. 
Ada pula 'Ruang Sujud' dan 'Monday Toon' yang bernafaskan religi. 'Ruang Sujud' menyampaikan informasi sejarah dari perspektif islam yang dipandu Renada, talent berbakat dengan paras menarik. Sementara 'Monday Toon', dua karakter animasi yang menyajikan makna ayat Alquran dan hadist secara ringan, simple, sehingga dapat dikonsumsi oleh semua kalangan. Termasuk anak kecil.
Tak ketinggalan, MMG juga menyiarkan hiburan lewat kanal olahraga 'offside' dan musik. Sesuai namanya, 'outside' berisi konten-konten dari sisi menarik sepakbola. Sementara, kanal musik isinya, anak-anak muda nge-jam, tampil berkesenian, diiringi Utha, seorang musikus yang malang melintang di televisi, dan Umar Abdillah Lubis, atau Bang Ucok yang memiliki karakter vokal yang khas.
Dari semua itu, Muchlas melihat sumber daya yang ada memiliki bakat di masing-masing bidang, maka dia memberikan peluang untuk mereka mengeluarkan kemampuannya. Semua kanal ini dapat sambutan positif dari masyarakat, ini dapat ditakar dengan jumlah viewer yang terus menanjak. 
Muchlas percaya, sumber daya manusia itu dilihat sebagai intengible aset, bukan liabilitas. "Jika ini dikelola dengan baik akan jadi kekuatan," ungkap Muchlas dengan penuh optimisme.
Kuncinya hanya satu, improvement. Apa yang dibangunnya saat ini tidak semata soal uang, ia memiliki niat tulus, semua sumber daya yang ada di Monday Media Grup akan punya nilai tawar. Beberapa tahun lagi, akan muncul talenta-talenta cemerlang yang berasal dari 'Kampus' Rosbuck yang mampu berbicara di pentas nasional