Meski Digelar Virtual, Milad MUI ke-45 Tetap Dihadiri Berbagai Tokoh Nasional

Para Da’i Kondang juga turut hadir dalam menyemarakkan Milad MUI ke-45 antara lain, Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Abdul Somad.

Meski Digelar Virtual, Milad MUI ke-45 Tetap Dihadiri Berbagai Tokoh Nasional
Perayaan Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-45 yang digelar secara virtual via Zoom pada Jumat (07//08/20).

MONITORDAY.COM - Untuk pertama kalinya Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-45 digelar secara virtual via Zoom pada Jumat (07//08/20). Meski demikian, perhelatan akbar tersebut tetap di hadiri berbagai tokoh nasional, mulai dari Wapres RI KH.Ma'ruf Amin hingga Menag RI Fahrurrazi.

“Selain itu, Ketua MUI dari berbagai daerah juga hadir dan memberikan testimoni. Seperti dari Sumatera (Buya Gusrizal), Jawa Timur (KH.Somad Bukhari), Sulawesi Barat (Abd Rahman Bahmid), MUI DKI Jakarta (Munahar), Kalimantan (KH.Hamri Haz), Papua (Ustad Fayage) Dll,” ujar Ketua Panita Milad MUI ke-45, Dr Amirsyah Tambunan kepada monitorday.com.

Lebih lanjut, Amirsyah yang juga menjabat sebagai Wasekjen MUI Pusat ini berharap, MUI dapat istiqomah untuk berkhitmat kepada bangsa dengan senantiasa memberikan pelayanan yang  terbaik bagi umat.

“Selamat Milad MUI  ke 45. Semoga terus berkhitmat utk melayani umat (Khodimul ummah), bermitra dgn pemerintah (sodiqul hukumah), utk penguatan umat (taqwiyatul ummah),” pungkas Amirsyah.

Amirsyah kemudian mengatakan, Da’i Kondang juga turut hadir dalam menyemarakkan Milad MUI ini antara lain, Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Abdul Somad. Tak ketinggalan, tokoh agama seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, hingga Rais Am PBNU KH Miftah Ahyar juga hadir dan turut memberikan testimoni.

Dalam kesempatan itu, Prof Haedar Nashir berharap agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan pandangan Islam Wasathiyyah dapat menjadi perekat umat dan bangsa.

"Merekatkan ukhuwah dalam berbagai aspek dan golongan serta menjadi uswah hasanah di dalam memajukan dan membangun kebersamaan di republik tercinta ini," kata Prof Haedar dalam sambutannya.

Ia juga menyampaikan harapan dan doa terbesarnya kepada MUI untuk memajukan Indonesia, mencerahkan umat, dan membawa pesan rahmatan lil alamin bagi kemanusiaan alam semesta.

"Mudah-mudahan seluruh ulama, zuama dan cendikiawan Muslim yg berhimpun di MUI tetap menjaga dan menjadi kekuatan yang menjunjung tinggi marwah Islam untuk Rahmatan Lil Alamin," pungkasnya.

Sementara itu, Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar berharap agar MUI terus istiqomah mengemban peran sebagai tenda besar ini. Ia menilai, perbedaan-perbedaan antara ormas Islam satu dengan yang lainnya semestinya bisa dijembatani oleh MUI.

“MUI diharapkan terus istiqomah memerankan fungsi dalam menjahit perbedaan yang ada menjadi satu model pakaian yang satu, yang enak dipakai, dan elok dipandang. Pengurus MUI ibarat desainer handal yang meracik warna-warni kain menjadi satu kesatuan dalam satu tema bersatu dalam perbedaan, mencari titik temu atas perbedaan yang bisa disatukan, dan mewujudkan sikap saling memahami atas perbedaan yang tak mesti harus disatukan,” katanya.