Meski Adanya Pelonggaran di Sektor Wisata, Ridwan Kamil Minta Pengelola Wisata dan Masyarakat Jangan Euforia

MONITORDAY.COM - Pelonggaran di sektor wisata diharapkan jangan sampai menjadi bumerang dalam pengendalian COVID-19 yang dapat menimbulkan lonjakan wisatawan. Dengan demikian, wisata balas dendam (revenge tourism) pun menjadi hal yang harus diantisipasi.
Berdasarkan Inmendagri No 35 Tahun 2021, ada empat daerah di Jawa Barat (Jabar) yang masuk dalam kategori PPKM Level 2. Daerah tersebut yaitu Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang dan Kabupaten Garut.
Atas aturan di Inmendagri, tempat wisata diperbolehkan dibuka dengan pembatasan kapasitas. Gubernur Jabar, Ridwan Kamil meminta supaya pengelola wisata, pemerintah setempat dan masyarakat tak segera bereuforia dengan pelonggaran ini.
"Yang penting pengelola membatasi diri, mengecek, kepala daerah mengawasi bertanggungjawab terhadap pembukaan wisata dengan perlahan. Intinya jangan euforia, dikit-dikit aja," kata Ridwan Kamil dalam konferensi pers virtual, Jumat (27/8/2021).
Terkata hal ini, untuk daerah yang masuk ke dalam zona PPKM Level 3 atau 4 yang dilarang membuka tempat wisata, namun tetap diberikan relaksasi untuk industri penunjang pariwisata seperti hotel dan restoran.
Lalu, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik menyebutkan pihaknya sedang mewaspadai potensi munculnya wisata balas dendam, akibat aktivitas wisata yang terhalang karena pembatasan sosial.
Meski adanya pelonggaran, dia meminta agar masyarakat tetap waspada karena pandemi COVID-19 belum usai. Ia berharap masyarakat tetap berhati-hati dan waspada, jangan sampai lengah terhadap berbagai relaksasi yang sudah mulai diberikan pemerintah.
"Kekhawatiran dari pak Sandiaga Uno itu kami pahami, karena memang COVID-19 itu menyebar dari kerumunan. Pak Gubernur juga terus mengimbau pentingnya protokol kesehatan. Kami terus lakukan koordinasi dengan pengelola dan disparbud tingkat kabupaten kota agar potensi lonjakan kasus bisa dicegah," jelas Dedi.
Selain itu, pihaknya juga terus menggenjot peningkatan kepemilikan sertifikat CHSE di destinasi wisata, hotel, dan restoran. Sertifikasi itu juga akan berintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
"Sektor kesehatan dan ekonomi sedang dalam pembenahan. Semua ini butuh proses dan kerjasama semua pihak. Upaya vaksinasi juga terus kami lakukan, termasuk untuk para pelaku pariwisata," sebut Dedi.