Menyongsong Kewirausahaan Digital Indonesia, Ini Kata Abdul Bari

MONITORDAY.COM - Dr. Abdul Bari, MM, AAAK, QGRP, CPHRM, selaku Corporate Secretary PT. Jamkrindo mengatakan bahwa berkembangnya era disrupsi Industri 4.0 menuntut masyarakat agar lebih inovatif, terlebih generasi milenial.
"Seperti yang diketahui, revolusi industri 4.0 merupakan era manufaktur yang terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big data," kata Bari (sapaan akrabnya) di Kuliah Umum Kewirausahaan yang juga dihadiri oleh Komisaris PT Jamkrindo, Dr. Muchlas Rowi via virtual zoom.
Adapun tajuk kuliah umum yaitu "Peran Milenial di Industri 4.0" yang diikuti oleh kelas kewirausahaan mahasisa Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi, sabtu malam, (9/4/2022).
Menurut Bari, generasi muda harus mampu memanfaatkan teknologi dengan baik agar dalam praktiknya para generasi muda berdaya guna dan berhasil guna dalam mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
Hal tersebut tentunya memerlukan edukasi dan pelatihan kompetensi sebagai pembekalan awal. Dengan ide yang kreatif dan inovatif, generasi muda pasti mampu meningkatkan daya saingnya dan mau bercipta dan berkarya demi kepentingan masyarakat luas.
Hingga kini, pengangguran dan kemiskinan masih menjadi momok bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu penguasaan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan harus mulai dikembangkan sejak dari bangku sekolah hingga perguruan tinggi agar para generasi muda memiliki skill dan kompetensi di bidang kewirausahaan.
Dengan demikian, stabilitas ekonomi dapat tercapai dengan bertambahnya startup baru milik anak bangsa. Dan inilah eranya menyongsong kewirausahaan digital.
Bari mulai mengelaborasi berbagai macam kebutuhan manusia saat ini yang banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi sehingga banyak sekali muncul tren tren baru :
1. Sharing economy : Netflix, Airbnb, Gojek, Grab
2. E-Education : Coursera, Edx, Ruangguru
3. E-Government
4. Cloud Collaborative : Google Drive, Dropbox
5. Marketplace : Tokopedia, Bukalapak
6. Online Health Service : Halodoc, Health Top, KlikDokter.com
7. Smart Manufacture : 3D printing, sculpteo
8. Smart City
9. Smart Appliances : Smart TV
Pada Era 4.0 yang telah melakukan digitalisasi Industrilisasi, tentunya terdapat tantangan dan peluang, diantanranya :
Tantangan. Secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1 – 1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025 karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis. Diestimasi bahwa di masa yang akan datang, 65% murid sekolah dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di hari ini.
Peluang. Era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2.1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025. Terdapat potensi pengurangan emisi karbon kira-kira 26 miliar metrik ton dari tiga industri: elektronik (15,8 miliar), logistik (9,9 miliar) dan otomotif (540 miliar) dari tahun 2015-2025.
Lebih lanjut, Bari membakar semangat peserta yang rata-rata milenial bahwa generasi milenial merupakan nahkoda bangsa yang harus siap menghadapi terjangan arus akibat revolusi industri 4.0 serta siap berinovasi demi mewujudkan Indonesia emas, sehingga, sebagai milenial harus siap selalu membuka diri dan menggali potensi agar dapat meraih kesuksesan.
Kunci kesuksesan yang jelas di depan mata, kata Bari, adalah entrepreneurship atau kewirausahaan.
Menurut Bari, dengan berwirausaha, milenial tidak akan menjadi follower tapi leader dan ruler. Seorang pebisnis jelas berdiri diatas kaki sendiri bukan di atas kaki orang lain.
Masih kata Bari, wirausaha merupakan suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan dan mencari peluang dari masalah yang dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan sehari – hari.
Selain itu, Wirausaha bagi generasi milenial juga dapat menumbuhkan sikap percaya diri, memahami perkembangan teknologi, dan belajar menyikapi peluang dan belajar dari melakukan wirausaha.
Terdapat beberapa jenis kewirausahaan, diantaranya :
1. Sociopreneur : Bisnis yang tidak berorientasi pada perolehan laba, tapi melakukan bisnis sosial utuk perubahan besar bagi banyak orang. Contohnya : Crowdfunding, bank sampah, bisnis pertanian.
2. Technopreneur : Perkembangan teknologi sedang berkembang pesat menjadi sebuah peluang bisnis. Contoh : Gojek, Traveloka, Tokopedia, Ruangguru.
3. Edupreneur: mengaplikasikan konsep wirausaha dalam proses pembelajaran. Contoh : Les privat, kursus Bahasa asing, jasa antar jemput sekolah.
4. Ecopreneur : bisnis yang berkomitmen untuk keberlanjutan lingkungan. Contoh : Daur ulang limbah menjadi produk pakaian/akesoris, vermak furniture lama, kosmetik organik.
5. Religiopreneur : merupakan konsep berwirausaha yang bersifat dan didasari oleh nilai nilai keagamaan. Contoh : Kuliner halal, salon Muslimah, toko baju muslim, Islamic tour & travel.
6. Wirausaha Digital. Wirausaha digital merupakan subkategori dari kewirausahaan dimana organisasi tradisional yang bergerak secara fisik didigatalisasikan, sehingga wirausaha tradisional berubah dalam bentuk usaha baru di era digital
Berikut merupakan contoh – contoh wirausahawan digital yang telah sukses secara mendunia dan juga yang telah sukses di Indonesia, diantaranya :
1. Mark Zuckerberg (Pendiri Facebook)
2. Steve Jobs (Pendiri Apple)
3. Jan Koum & Brian Acton (Pendiri WhatsApp)
4. William Tanuwijaya (Pendiri Tokopedia)
5. Ahmad Zaky (Pendiri Bukalapak)
6. Diajeng Lestari (Pendiri HijUp)
Dalam melakukan kewirausahaan, terdapat beberapa kunci yang harus dimiliki oleh seseorang, diantaranya adalah :
1. Kreatifitas : Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik, aneh dan berguna bagi masyarakat.
2. Inovasi : Kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau pun perekayasaan yang bertujuan melakukan pengembangan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru.
3. Networking : Networking adalah tentang bagaimana memelihara dan membangun jaringan dalam waktu jangka panjang dan saling menguntungkan satu sama lain.
4. Integritas : Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.
5. Kolaborasi : Bekerja sama untuk menyalurkan ide dan menyelesaikan masalah rumit menuju visi bersama.
6. Problem Solving : Problem Solving adalah aktivitas mendefinisikan masalah, menentukan penyebab masalah, menentukan prioritas, menyeleksi berbagai pilihan solusi dan mengimplementasikan solusi tersebut.
Lantas apakah mereka yang sudah karyawan bisa berwirausaha? ucap Bari, tidak ada kata terlambat, justru di masa pandemi ini menjadi moment of the truth bahwa kaum karyawan bisa juga berwirausaha, asalkan memiliki enam jurus mandraguna. Dan ini wajib dimiliki.
Pria yang dikenal ramah ini membeberkan jurus jitu tersebut. Misalnya, memiliki jiwa kreatifitas, kolaborasi, teamwork, integritas, networking dan inovasi diperlukan dalam menunjang pekerjaan sehari-hari.
Contohnya, Perilaku kerja yang inovatif seseorang sehingga anggota organisasi dapat memperkenalkan, mengajukan serta menerapkan ide-ide, produk, proses, serta prosedur baru ke dalam pekerjaannya. Setiap inovasi idealnya memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Tak lupa, Bari memberikan apresiasi kelas kewirusahaan yang diampu oleh Dr. Muchlas Rowi yang senantiasa konsisten menjadikan malam minggu dengan memberikan kajian seputar entrepreneurship kepada anak muda atau milenial. Sebuah metode yang layak ditiru oleh siapapun.
" Luar biasa Pak Muchlas, ini cara yang luar biasa," tutur Bari.
Di akhir paparannya, Bari menegaskan, PT Jamkrindo sebagai Lembaga penjaminan berkomitmen untuk memacu UMKM untuk naik kelas, salah satunya dengan dibangunnya infrastruktur dan akses pendukung demi memberikan kemudahan pengajuan penjaminan.
UMKM Layak sebagai layanan akses keuangan UMKM merupakan sebuah platform digital yang dibuat dengan tujuan mengakomodir kebutuhan UMKM, yaitu kebutuhan untuk mengakses modal usaha UMKM dan kebutuhan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan
Dalam membantu UMKM mengakses pembiayaan, platform UMKM Layak menjembatani antara UMKM yang memerlukan pembiayaan dengan lembaga keuangan yang menyalurkan pembiayaan UMKM.
Tampak wajah antusias milenial yang mengikuti paparan tersebut. Ada 100 peserta yang memadati ruang zoom OPOR Ramadhan.
Bari mengakhiri dengan pantun khasnya "jalan jalan ke negeri Swiss, jangan lupa beli jam tangan, kalo ingin jadi orang sukses, jadilah anda wirausahawan"