Menuju BUMN Berintegritas , Erick Perkuat Leadership dan Sistem

Menuju BUMN Berintegritas , Erick Perkuat Leadership dan Sistem
Menteri BUMN Erick Thohir (Dok: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Genap dua tahun menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir sudah melakukan berbagai gebrakan dengan semangat transformasi. Terbukti, kebijakan Erick telah membawa citra dan kinerja BUMN menjadi lebih baik.

Hadir di Visi Integritas Forum dengan tema " Akhlak BUMN: Bersih-Bersih Korupsi Menuju BUMN Berintegritas dan Kompeten" di Jakarta, Selasa (18/1/2022), Menteri BUMN Erick Thohir  menjelaskan, dalam menekan korupsi agar BUMN berintegritas dan berkompeten, Ia menitikberatkan pada dua titik, yakni leadership dan sistem.

BUMN harus dikonsolidasikan, KPI jadi ukuran

Dalam menahkodai BUMN, Erick mengaku perubahan atau transformasi butuh proses, bahkan tidak selalu menyenangkan.

Ia kemudian mendorong pemetaan  BUMN yang sangat korporasi dan BUMN yang sifatnya pelayanan publik. Bagaimanapun, Key Indicator Performance (KIP) di dua jenis BUMN itu tidak boleh sama. 

Erick mencontohkan bagaimana Telkom group dan PT KAI di masa pandemi ini. Diakui bahwa PT KAI mengalami kerugian, sementara Telkom Group justru meraup laba.

BUMN, kata Erick, harus di konsolidasikan sesuai standard expertise (keahlian) dan berdasarkan kluster-klusternya sehingga tercipta ekosistem. 

"KPI dibuat untu tercipta fairness dan ada target-target. Ini yang kita konsolidasikan, kita holding Industri Pariwisata, Industri Pangan, Kesehatan untuk memastikan terjadnya ekosistem yang baik. Jika mau bersaing harus punya expertise. Tidak bisa bisnis sendiri-sendiri. Maka BUMN harus dikonsolidasikan berdasarkan kluster-klusternya," ungkap Erick.

Selanjutnya, Erick memberikan alarm kepada BUMN untuk mendorong inovasi. 

"Jika inovasi bisnis tak dilakukan dengan segera, maka mustahil untuk bisa bertahan, apalagi memenangkan persaingan," sebut Erick. 

Terlebih di era disrupsi, ucap Erick, BUMN harus melek tekhnologi. Mau tidak mau BUMN harus bersahabat dengan teknologi. Guna mewujudkan itu, Erick menargetkan 20 persen pegawai BUMN harus mengerti teknologi pada 2024.

Hal tersebut merupakan bagian konsistensi  transformasi BUMN yang dipastikan menjadi nyata.

Tidak hanya digitalisasi, Erick ingin memastikan bahwa bisnis proses harus on the track. Korupsi bisa dilakukan karena proses bisnisnya tidak terjadi dengan benar. Karenanya, aspek akuntabilitas dan transparansi menjadi faktor fundamental yang tetap dijaga. 

Siapapun di BUMN, ujar Erick, yang diindikasi korupsi bakal berurusan dengan penegakan hukum.

Kendati demikian, human capital yang mumpuni menjadi tolak ukur. Tanpa itu, BUMN sulit mencapai target yang diharapkan. 

Aspek gender

Selain human capital,  Erick juga menargetkan jumlah perempuan di jajaran pimpinan BUMN akan menyentuh 15 persen pada 2021 dan 20 persen pada 2023.

Proporsi perempuan dalam jajaran kursi pimpinan pelat merah menjadi bagian penting untuk mencapai keseimbangan. Selain meningkatkan keterlibatan perempuan, Erick mendorong porsi anak muda atau milenial di perusahaan BUMN lebih besar.

Sesuai target, Erick mengatakan 5 persen pimpinan BUMN harus diisi kaum milenial. Sedangkan saat ini capaiannya baru 4 persen. Capaian ini tidak hanya berlaku untuk perusahaan pelat merah, tapi juga di Kementerian BUMN.

Di penghujung paparannya, Erick bertekad dan memiliki komitmen tinggi untuk membuktikan BUMN sebagai penyeimbang ekonomi dan penyumbang laba terbesar yang diperuntukkan sebesar-besarnya untuk negara.