Menteri Teten Ajak Muhammadiyah Kolaborasi Ciptakan Wirausahawan Muda dan Koperasi Kampus Modern

MONITORDAY.COM - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengajak Muhammadiyah untuk berkolaborasi menciptakan wirausaha-wirausaha muda dan pengembangan koperasi kampus modern.
Hal tersebut dikatakan Teten saat mejadi pembicara dalam webinar yang digelar Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, bertajuk “Melahirkan Wirausaha Muda dan Koperasi Unggul Berbasis Kampus”, pada Sabtu (4/8/2021).
"Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa terkait UMKM, dan penciptaan teknologi, tentunya tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan harus ada kolaborasi multipihak, termasuk dengan keluarga besar Muhammadiyah," kata Menteri Teten.
Dia mengungkapkan, rasio kewirausahaan di Indonesia saat belum optimal, yakni masih 3,47 persen, yang artinya masih tertinggal dibanding dengan negara-negara tetangga. Karenanya kedepan harus terus ditingkatkan.
"Kita masih di bawah Singapura yang mencapai 8,76%, Malaysia dan Thailand di atas 4%. Karena itu di tahun 2024, kita menargetkan 4 %, karena ini merupakan salah satu syarat untuk menjadi negara maju," jelasnya.
Di samping itu, kata Teten, Pendidikan dan pengenalan kewirausahaan harus dilakukan sejak usia dini. Hal ini dinilainya penting karena berdasarkan data, sebanyak 82,55% belum memiliki kualitas kewirausahaan.
Begitu juga koperasi, Menurut Teten, saat ini belum menjadi pilihan kelembagaan ekonomi bagi masyarakat di Indonesia, termasuk juga koperasi-koperasi kampus.
"Koperasi mahasiswa aktif di Indonesia berjumlah 247 dan baru 73 koperasi mahasiswa yang aktif melaksanakan RAT (Rapat Anggota Tahunan)," ungkapnya.
Menurut dia, hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bersama dan karenanya pemerintah menjadikannya prioritas melalui empat program transformasi besar.
"Yaitu Transformasi dari informal ke formal, transformasi digital dan pemanfaatan teknologi, transformasi ke dalam Rantai nilai global dan modernisasi koperasi," jelasnya.
Teten menilai, transformasi itu penting diupayakan agar Indonesia dapat mengembangkan koperasi kampus modern, sebagaimana yang ada di beberapa negara seperti Jepang, Singapura, dan Inggris.
"Jepang memiliki 224 koperasi universitas yang tergabung dalam sebuah federasi dengan jenis layanan supermarket, toko buku, kantin, dan tempat tinggal tiket dan asuransi," jelas Teten.
"Singapura koperasi Universitas yang tergabung dalam federasi nasional, seperti koperasi jenis lainnya dengan jenis layanan minimarket, toko buku, kantin, penitipan anak. Dan Inggris koperasinya telah terhubung dalam jaringan lebih dari 30 koperasi, dengan jenis layanan minimarket toko buku, kantin, tempat tinggal, dan layanan belanja bahan makanan," lanjutnya.
Karena itu, menurut Teten, kampus bisa berkontribusi untuk memajukan koperasi dan UMKM, misalnya dengan menjadi lembaga inkubator bisnis penelitian dan pemetaan produk unggulan UMKM Indonesia.
Selain itu, kampus juga dapat melakukan pendampingan dan pelatihan berkelanjutan, melahirkan wirausaha masa depan terutama yang bergerak di sektor produktif seperti Pertanian, Peternakan dan Perikanan. Karena itu menurut Teten, perlu menjalin kolaborasi dengan seluruh pihak.
"Mari kita perkuat semangat gotong royong tolong-menolong dan kolaborasi dalam mengarusutamakan peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian nasional," tandasnya.