Mengenal Penggagas Mesin Diesel (Bagian 1)

Mesin diesel sudah berjasa besar dalam industri manufaktur dan transportasi

Mengenal Penggagas Mesin Diesel (Bagian 1)
ilustrasi mesin diesel

 

LAKBAN- Kamu mungkin sedikit banyak sudah mengenal mesin diesel. Mesin berbahan bakar solar ini digunakan sebagai penggerak mobil, traktor, kapal, dan sebagainya. Truk dan bus banyak yang menggunakan mesin diesel.

Kesan pertama yang ada di kepala, mesin diesel lebih berisik dan kasar dibanding mesin yang berbahan bakar bensin. Mesin bus dan truk yang tidak terawat dengan asap hitam yang tebal menyesakkan terkadang masih kita temui di jalanan. Keunggulannya di mata kebanyakan orang adalah semakin panas semakin bertenaga.

Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, mesin diesel semakin halus dan dan efisien. Mungkin mesin diesel segera akan tergantikan dengan bertenaga listrik atau fuel cell. Generasi yang akan datang akan menyaksikan mesin diesel terpajang di museum-museum bertema otomotif.   

Bagaimanapun peran salah satu mesin berbahan bakar fosil ini sangat berpengaruh dan mengubah wajah dunia. Dialah Rudolf Christian Karl Diesel, sarjana mesin dari Jerman. Namanya diabadikan menjadi nama mesin yang ditemukannya.  

Diesel lahir di Paris, Perancis pada tahun 1858 dari orangtua yang berkebangsaan Jerman dan berimigrasi ke Perancis. Sebagian masa kecil Diesel dihabiskan di Perancis sampai meletusnya perang Franco-Prussian di tahun 1870.

Keluarganya terpaksa mengungsi pindah ke London, Inggris. Dan menjelang perang berakhir, ibunya mengirim Rudolf Diesel yang masih berusia 12 tahun untuk tinggal di Augsburg bersama paman dan bibinya agar dapat berbicara dalam bahasa Jerman dan bersekolah di Royal County Trade School, dimana pamannya menjadi pengajar matematika disana.

Pada usia 14 tahun, Rudolf Diesel mengirimkan surat kepada orangtuanya yang berisikan cita-citanya untuk menjadi seorang insinyur, dan setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menjadi murid terbaik di kelasnya pada tahun 1873, dia melanjutkan sekolahnya di School of Augsburg.

Selanjutnya pada tahun 1875, dia menerima beasiswa dari Royal Bavarian Polytechnic di Munich, dimana saat itu Rudolf Diesel terpaksa menentang keinginan orangtuanya yang kesulitan keuangan dan mengharapkan agar Rudolf mulai bekerja untuk mencari penghasilan.

Sambil kuliah, Rudolf Diesel bekerja di sebuah pabrik dan mendapatkan banyak pengalaman dari tempatnya bekerja. Pada tahun 1880, Diesel lulus dari universitasnya dan mendapatkan kehormatan sebagai murid dengan nilai akademik terbaik.

Rudolf Diesel mengadakan penelitian, bagaimana agar penggunaan bahan bakar pada suatu mesin menjadi lebih efisien. Dia tahu bahwa mesin-mesin uap yang ada pada jamannya, hanya memiliki tingkat efisiensi sebesar 10-15%.

Dia kemudian merancang sebuah mesin dengan bahan bakar yang disemprotkan kedalam ruang kompresi dimana bahan bakar tersebut akan terbakar akibat panas yang timbul akibat kompresi.

Mesin inilah yang kita kenal sekarang dengan Mesin Diesel. Impian Diesel untuk menciptakan mesin dengan efisiensi tinggi menjadi tercapai, karena sumber bahan bakar untuk mesin diesel yang dipakai sekarang dan kita kenal dengan nama 'diesel' adalah minyak sisa dari hasil penyaringan bensin.

Setelah kematian Rudolf Diesel, mesin diesel menjadi pengganti mesin uap. Mesin Diesel adalah mesin yang berat dan memiliki bentuk yang lebih kaku dan kokoh dari mesin bensin sehingga mesin diesel tidak digunakan untuk mesin pesawat terbang, tetapi mesin diesel berkembang luas sehingga banyak dipakai oleh pabrik, kapal laut, kapal selam, lokomotif dan mobil modern.

Mesin diesel mempunyai keuntungan karena lebih irit bahan bakar daripada mesin dengan bahan bakar bensin. Rudolf Diesel khususnya tertarik untuk menggunakan abu batu bara ataupun minyak sayur sebagai bahan bakar, dan kenyataannya, mesin yang dirancangnya memang dapat berjalan dengan menggunakan minyak sayur.

<div style="position:relative;height:0;padding-bottom:56.21%"><iframe src="https://www.youtube.com/embed/DZt5xU44IfQ?ecver=2" style="position:absolute;width:100%;height:100%;left:0" width="641" height="360" frameborder="0" allow="autoplay; encrypted-media" allowfullscreen></iframe></div>