Mengenal Abdul Musawir Yahya, Sosok Nakhoda Baru DPP IMM 2021-2023

Mengenal Abdul Musawir Yahya, Sosok Nakhoda Baru DPP IMM 2021-2023
Sumber gambar: kumparan.com

MONITORDAY.COM - Abdul Musawir Yahya, putra kelahiran Makassar 20 Maret 1992 tersebut menghabiskan pendidikan menengahnya di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Gowa Sulawesi Selatan. Selepas mesantren, Abdul melanjutkan studinya di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang. Abdul juga telah menyelesaikan S2 di universitas yang sama. 

Karir organisasinya dimulai dari Pimpinan Komisariat Tamaddun FAI UMM, PC. IMM Malang Raya dan DPD IMM Jawa Timur. Abdul Musawir Yahya menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP IMM 2018-2020 dan sukses menyelenggarakan program Djasman English Scholarship berupa persiapan IELTS untuk kader IMM yang akan mendaftar beasiswa. Abdul Musawir Yahya menikah pada tahun 2018 dengan Aktivis PP. IPM Maharina Novi. Pasangan muda tersebut telah dikaruniai satu orang putri. 

Sejak lulus kuliah, Abdul Musawir telah menekuni dunia wirausaha dalam bidang fotografi dan les bahasa Inggris. Hal ini menunjukkan kemandirian dalam bidang ekonomi. Ada tiga bidang yang akan dijadikan Abdul sebagai garapan gerakan IMM ke depan, yakni bidang akademik, bidang politik dan bidang ekonomi. 

Dilansir dari kumparan.com, dalam bidang akademik Abdul menilai perlu adanya pengembangan sumber daya dengan pemenuhan keterampilan dalam menghadapi masa depan. Kecepatan perubahan sosial, kata Abdul, harus bisa dilihat cermat kader IMM seluruh Indonesia. Tantangan globalisasi teknologi harus bisa dijawab kader IMM.

“Bahkan kalau hanya ingin bertahan saja, kita harus tetap berubah. Apalagi, kita bercita-cita bisa membawa gerbong perubahan maka juga harus beradaptasi dan menawarkan gagasan sesuai zamannya, maka kader harus menyadari perubahan itu dengan mengikuti pelatihan, workshop atau kegiatan keterampilan yang dapat mengejar perubahan zaman itu,” beber Abdul.
Dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. IMM sebagai salah satu motor kemahasiswaan yang mendorong perbaikan kehidupan demokrasi akan terus memberikan kontrol sosial untuk pemerintah. Sehingga, kader IMM diharapkan dalam menjadi opinion leader dalam narasi berkebangsaan.
“Kita mengawal banyak sekali kebijakan, kajian dan pembacaan tentang kondisi politik nasional harus membuka mata setiap kader IMM untuk mengkritisi kebijakan yang lahir dari pemerintah, karena dalam berbangsa ini sangat dibutuhkan kemesraan sosial untuk membangun peradaban Indonesia yang didasari Bhinneka Tunggal Ika,” terang Abdul.
Setelah dua realita ini dilihat secara jernih, Abdul menegaskan perlu adanya kemandirian ekonomi untuk kader IMM.