Mengenal 6 Karakter Pelajar Pancasila
Kemdikbud mengeluarkan sebuah program baru bertajuk Pelajar Pancasila.

MONDAYREVIEW.COM – Pancasila merupakan dasar negara yang mengandung moralitas luhur bangsa. Nilai-nilai moral ini mesti diinternalisasikan kepada segenap anak bangsa. Salah satu usia yang strategis untuk menanamkan nilai pancasila adalah sedini mungkin. Maka dari itu pendidikan pancasila menjadi mata pelajaran wajib dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah. Bahkan hingga perguruan tinggi pun kita akan menemukan mata kuliah pendidikan pancasila sebagai mata kuliah dasar umum. Nomenklatur dari pendidikan pancasila pun berubah-ubah, dari PPKn, Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan PKn.
Sayangnya proses pendidikan tersebut dirasa belum benar-benar terinternalisasi dalam diri siswa. Pada masa orde baru pancasila menjadi ideologi doktriner yang ditanamkan melalui pendidikan moral pancasila. Pasca orde baru PMP dihilangkan namun belum ada metode lain sebagai alternatif untuk internalisasi pancasila secara efektif. Menanggapi kekosongan hal tersebut, Kemdikbud mengeluarkan sebuah program baru bertajuk Pelajar Pancasila. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pendidikan karakter peserta didik diwujudkan melalui berbagai kebijakan Kemendikbud yang berpusat pada upaya mewujudkan Pelajar Pancasila.
Untuk itu, dibutuhkan suatu mekanisme atau gerakan penumbuhan karakter, di antaranya melalui sosialisasi, penyempurnaan pembelajaran, dan aneka kompetisi, sehingga profil Pelajar Pancasila dapat terwujud. Selain melalui berbagai kebijakan yang mengarah pada pembentukan profil Pelajar Pancasila, lanjut Mendikbud, mekanisme atau gerakan penumbuhan karakter dilakukan dengan penyebarluasan konten kepada satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Pusat Penguatan Karakter Kemendikbud.
Adapun 6 karakter Pelajar Pancasila yang dicanangkan oleh pemerintah adalah sebagai berikut:
Bernalar kritis
Para siswa diharapkan memiliki kemampuan memecahkan masalah. Hal ini berhubungan dengan kemampuan kognitif. Kritis juga artinya seorang siswa bisa memfilter pengetahuan yang didapat dan membedakan informasi yang benar dan juga hoax.
Mandiri
Siswa secara independen termotivasi meningkatkan kemampuannya, bisa mencari pengetahuan serta termotivasi. Mandiri juga artinya seorang pelajar tidak menggantungkan diri kepada orang lain atas apa yang bisa dikerjakannya sendiri.
Kreatif
Siswa bisa menciptakan hal baru, berinovasi secara mandiri, dan mempunyai rasa cinta terhadap kesenian dan budaya. Seorang kreatif juga artinya bisa berpikir out of the box.
Gotong-royong
Siswa memiliki kemampuan berkolaborasi yang merupakan softskill utama yang terpenting di masa depan agar bisa bekerja secara tim.
Kebhinekaan global
Siswa mencintai keberagaman budaya, agama dan ras di negaranya serta dunia, sekaligus menegaskan mereka juga warga global.
Berakhlak mulia
Siswa memahami moralitas, spiritualitas, dan etika berada, yang merupakan hasil dari pendidikan karakter.
Keenam karakteristik Pelajar Pancasila tersebut terwujud melalui penumbuh kembangan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila, yang merupakan fondasi bagi arah pembangunan nasional. Dengan identitas budaya Indonesia dan nilai-nilai Pancasila yang berakar dalam, masyarakat Indonesia pada masa mendatang menjadi masyarakat terbuka yang berkewargaan global, dapat menerima dan memanfaatkan keragaman sumber, pengalaman, serta nilai-nilai dari beragam budaya di dunia, namun sekaligus tidak kehilangan ciri dan identitas khasnya.