Mendikbud Muhadjir Ternyata Piawai Mainkan Wayang Kulit
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy unjuk kebolehan mainkan wayang kulit di Pekan Kebudayaan Nasional 2019.

MONITORDAY.COM – Taman Melayu Batavia di samping Istora Senayan, Sabtu (12/10) malam, riuh ramai. Ada yang duduk di pelataran, duduk di kursi, bahkan berdiri, mereka menonton pagelaran wayang kulit. Lakonnya “Wahyu Darmo”.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang sempat menunjukkan kepiawaiannya menjadi dalang wayang kulit, mengatakan lakon ‘wahyu darmo’ adalah lakon yang dikreasi Sunan Kalijaga, salah satu Wali Sanga yang berdakwah tentang Islam di tanah Jawa sekitar abad ke-16 Masehi.
Lakon Wahyu Darmo (Munculnya Jimat Kalimasodo) ini menceritakan cobaan para Pandawa seakan tidak ada hentinya, hidup dalam kesengsaraan selalu dialaminya. Tidak pernah putus asa ataupun menyerah, bahkan selalu mempunyai keyakinan untuk bisa mendapatkan kebahagiaan untuk kesempurnaan hidup.
Kemudian dari lubuk hati yang paling dalam mengisyaratkan ada sebuah kelembutan sebagai sebuah rahmat yang Allah berikan kepada mahluknya agar selalu tunduk dan lemut kepada penciptanya dan selalu merasa sayang kepada apapun dan siapapun.
Kisah itu tidak dimainkan Muhadjir hingga akhir. Wayangan ini dilanjutkan oleh Dalang Ki Manteb Soedharsono.
Pagelaran wayang ini merupakan bagian penting dari perhelatan Pekan Kebudayaan Nasional 2019 di Istora Senayan, Jakarta, 7-12 Oktober. Selama satu pekan, masyarakat disuguhi berbagai ekspresi budaya yang bersumber dari gagasan, kreasi, dan kearifan budaya tradisional Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia.
Ada sebanyak 28 taman budaya dari 34 provinsi dan 514 kabupaten serta kota yang meramaikan Pekan Kebudayaan Nasional 2019. Semua dihelat untuk menciptakan ‘Indonesia Bahagia’.
Ya, seperti dikatakan Mendikbud Muhadjir, PKN 2019 diselenggarakan untuk meneguhkan cita-cita kemerdekaan Indonesia bukan hanya menghadirkan kesejahteraan yang dicapai melalui pembangunan ekonomi, melainkan memerlukan pembangunan yang komprehensif dan secara mendasar, menyentuh dimensi manusia, terutama tercapainya ‘Indonesia Bahagia’.
“Karena itu, sudah tepatlah bila Pekan Kebudayaan Nasional ini mengangkat tema ‘Ruang Bersama Indonesia bahagia,” pungkas Muhadjir.