Menag Imbau Umat Islam Tak Ragu untuk Ikut Divaksin

MONITORDAY.COM - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak umat Islam Indonesia untuk tidak ragu mengikuti vaksinasi Covid-19 yang direncakan akan digelar pada pertangahan Jaunari ini.
"Saya minta kepada seluruh umat beragama agar jangan ragu mengikuti vaksinasi Covid-19 dan khususnya umat Islam. Terlebih MUI telah menyatakan vaksin itu halal dan suci," kata Gus Yaqut, sapaan Akrabnya, Selasa (12/1/2021).
Dia mengatakan, beberapa alasana kenapa MUI menyatakan vaksin Sinovac halal dan suci adalah karena tidak tercemar materi babi, tidak memanfaatkan bahan dari tubuh manusia, dan tidak najis.
"Saya juga mengimbau kepada segenap rakyat Indonesia untuk saling melindungi karena semua agama mengajarkan itu," tambah Gus Yaqut.
Lebih lanjut, Menag menyatakan bahwa vaksinasi merupakan untuk ikhtiar dan wujud kecintaan pemerintah kepada bangsa rakyat Indonesia.
"Vaksin ini sebagai bentuk upaya bersama dalam mencegah Covid-19," demikian kata Menag Yaqut Cholil Qoumas.
Sebelumnya, Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyatakan bahwa pihaknya telah bersepakat secara syari vaksin Sinovac halal dan suci.
"Komisi Fatwa sepakat vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac China hukumnya suci dan halal. Ini yang terkait aspek kehalalan," kata dia, Jumat (8/1) lalu.
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada vaksin Covid-19 produksi Sinovac, CoronaVac.
Dalam memutuskan pemberian otorisasi darurat, BPOM mempertimbangkan hasil uji klinis di Indonesia, Brazil dan Turki, yang menunjukkan vaksin tersebut memiliki keamanan dan kemanjuran menangkal Covid-19.
"Vaksin Sinovac juga memenuhi standar Badan Kesehatan Dunia WHO untuk bisa mendapatkan izin EUA dengan tingkat efikasi minimal 50 persen," kata kata Kepala BPOM Penny K Lukito, Senin (11/1/2021).
Kemudian, izin darurat juga berdasarkan hasil uji klinis di Bandung yang dilakukan Biofarma dan Sinovac, yang menunjukkan efikasi CoronaVac mencapai 65,3 persen.
"Selanjutnya, uji klinis di Turki efikasi Sinovac mencapai 91 persen dan Brazil 78 persen," ungkapnya.
Lebih lanjut, Penny mengatakan pemberian EUA juga mempertimbangkan hasil rapat bersama lintas sektor seperti Komite Nasional Penilai Obat, ITAGI, ahli epidemi dan unsur terkait lainnya.
"BPOM dan pemangku kepentingan terkait terus mengawasi proses vaksinasi terutama efek samping dari vaksin Sinovac tersebut. Pengawasan juga dilakukan untuk Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi," demikian kata Penny K. Lukito.