Memadukan Kultur dan Teknologi Hadang Wabah Corona

Kala wabah muncul ternyata jarak sosial yang diharapkan semakin terjaga belum juga optimal bisa diterapkan. Walau media daring tersedia ternyata masyarakat kita secara fisik masih banyak berada dalam kerumunan. Berlalu lalang dan seakan tak berdaya menahan diri untuk beraktivitas di rumah saja. Netizen melaporkan bahwa penumpang KRL relasi Bogor-Jakarta masih memenuhi gerbong-gerbong pagi (23/03/2020) dalam kondisi berdesak-desakan.

Memadukan Kultur dan Teknologi Hadang Wabah Corona
tentara italia / net

MONITORDAY.COM  - Kebiasaan atau kultur masyarakat kita mengalami pergeseran. Sebelum wabah Covid-19 menghantam dunia justru banyak analisis dan keprihatinan terkait sikap sebagian individu yang semakin asosial. Orang-orang seperti tidak dapat lepas dari gawainya. Dan interaksi sosial berlangsung justru lebih intensif di dunia maya.

Kala wabah muncul ternyata jarak sosial yang diharapkan semakin terjaga belum juga optimal bisa diterapkan. Walau media daring tersedia ternyata masyarakat kita secara fisik masih banyak berada dalam kerumunan. Berlalu lalang dan seakan tak berdaya menahan diri untuk beraktivitas di rumah saja. Netizen melaporkan bahwa penumpang KRL relasi Bogor-Jakarta masih memenuhi gerbong-gerbong pagi (23/03/2020) dalam kondisi berdesak-desakan.

Alasan ekonomi menjadi salah satu kendala terberat dalam menahan laju pergerakan manusia sehari-hari. Sebagian besar masyarakat kita berada di sektor informal. Bertumpu pada pendapatan harian bahkan penghasilannya belum tentu cukup untuk menopang kebutuhan hidupnya. Penetapan Jakarta bahkan Indonesia dalam kondisi darurat nasional belum efektif menekan pergerakan individu.

Berkaca dari Italia masyarakat Indonesia juga memiliki kebiasaan mengunjungi orang tua atau mudik yang tinggi. Italia Utara menjadi episentrum wabah. Anak-anak mudanya banyak yang sebelum wabah memiliki kebiasaan mengunjungi orang tua atau kakek-neneknya di Italia Selatan. Resiko penularan menjadi semakin tinggi dan para lansia yang paling rentan karena menurunnya imunitas tubuh seiring bertambahnya usia menjadi korban terbanyak.

Momentum Ramadan dan dan Idul Fitri sudah di depan mata. Pemerintah dan masyarakat perlu menyatukan pemahaman dan langkah nyata untuk menahan laju penyebaran wabah. Mudik harus ditekan semiminal mungkin dan dikelola seaman mungkin. Hingga niat bersilaturahim dengan kerabat tidak berujung pada penyebaran wabah bagi saudara-saudaranya di kampung halaman.

Kebiasaan berkumpul dan berkerumun apalagi begadang memang sudah mendarah daging bagi sebagian kalangan. Dalam beberapa segi tentu ini menunjukkan sikap masyarakat yang guyub, terbuka, dan peduli satu sama lain. Mengubahnya dengan cepat memerlukan edukasi yang masif dan penegakan hukum yang tegas. POLRI melalui Kadiv Humas Irjen M. Iqbal sudah menegaskannya pada konferensi pers Senin (23/03/2020) siang ini.

Kebiasaan lain yang masih terlihat setidaknya di ruas-ruas jalan lingkungan adalah kebiasaan berlalu-lalang tanpa tujuan yang jelas. Hal ini tentu potensial meningkatkan intensitas pertemuan fisik. Pada titik-titik tertentu individu yang berlalu-lalang akan berhenti dan melakukan kontak fisik dengan individu bahkan kelompok lainnya.

Di sinilah peran teknologi harus dimanfaatkan dengan optimal. Berita daring dari berbagai sumber telah tersedia. Sebagai pegangan utama berbagai sumber yang valid dapat diakses untuk menghindari kemungkinan termakan fakenews atau bertia hoaks. Tidak perlu memburu berita di warung kopi atau lokasi kerumunan lainnya.

Kebiasaan berkerumun juga bisa difasilitasi melalui media sosial dan aplikasi obrolan. Para admin dan pegiat media sosial dapat mengarahkan diskusi di grup-grup media sosial untuk melakukan edukasi terkait penanganan wabah. Berbagai inisiatif juga bisa dilakukan untuk membangun jejaring pengaman sosial mengatasi berbagai dampak.   

Konten video sangat populer saat ini. Dalam rangka membatasi pergerakan individu dengan tinggal di rumah berbagai hiburan dan materi edukasi dapat dinikmati melalui kanal-kanal berbagi video yang ada. Dengan bonus kuota yang diberikan perusahaan telekomunikasi maka tinggal di rumah menjadi lebih nyaman. Kita tetap dapat jalan-jalan di dunia maya dan menikmati berbagai konten sesuai kebutuhan kita.